News

Charta Politika: Rapor Biru Kepuasan Publik Terhadap Pemerintahan Jokowi

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja…

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya. Foto: Indopolitika

apahabar.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah masuk ke dalam kategori rapor biru.

"Tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi berada di angka 63,5%. Ada 34,3% yang menyatakan kurang puas dan tidak puas sama sekali, jadi kalau masuk ke rumus atau formula yang saya sebutkan rapotnya masih biru," terang Yunarto dalam Rilis Survei Nasional yang diselenggarakan Charta Politika, Kamis (22/9).

Charta Politika : Tingkat Kepuasan Terhadap Jokowi 63,5%

Lembaga survei Charta Politika memaparkan data tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi berada diangka 63,5%. Didapatkan dari jumlah angka tingkat kepuasan adalah penjumlahan dari responden yang menyatakan sangat puas sebesar 9,7% dengan yang menyatakan cukup puas sebesar 53,8%.

Kemudian terdapat 34,3% yang menyatakan kurang puas dan tidak puas sama sekali, serta responden yang menjawab tidak tahu/tidak jawab sebanyak 2,3%.

"Ketika kepuasan publik masih ada di atas 60% artinya minimal rapot masih bisa dikatakan biru, ketika ada kecenderungan dibawah 60% rapotnya sudah bisa dikatakan merah dengan berbagai kemungkinan yang akan terkait dengan stabilitas politik," jelas Yunarto.

Survei Charta Politika dilakukan pada tanggal 6-13 September 2022, jumlah sampel sebanyak 1.220 responden, dengan margin of error kurang lebih 2,82% pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan paparan pada tren data dari survei 2020 menunjukan efek pandemi Covid-19 memengaruhi rating kepuasan publik.

PSBB Jadi Penyebab Turunnya Kepuasan Publik

Menurut Yunarto terdapat penurunan terjadi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Situasi tersebut dianggap mengagetkan secara ekonomi dan sosiologis. Hal tersebut mengakibatkan pertama kalinya pada periode Jokowi mendapatkan angka rapot merah di bawah 60%.

"Kecenderungannya penurunan terjadi pertama pada bulan Mei 2020. Selama periode kedua dari pemerintahan Jokowi ini merupakan titik terendah dari kepuasan publik," imbuhnya.

Kemudian muncul beberapa gelombang kenaikan setelah ada perbaikan dari sisi penanganan Covid-19 yaitu berkorelasi linear dengan angka dari kepuasan publik terhadap Jokowi bahkan mencapai angka 67,2% di Juli 2020 dan turun ke 62,4% di Juli 2021 saat adanya virus Delta.

Perang Ukraina Vs. Rusia Juga Memiliki Pengaruh Terhadap Kepuasan

Lebih lanjut, Yunarto mengatakan pada Februari ada guncangan situasi geopolitik yaitu perang Ukraina dengan Rusia yang efeknya dari sisi bidang energi yang berpengaruh dengan fenomena minyak goreng dan menjadi efek domino kepada harga sembako lain.

Terkait dengan isu sembako, ia mengatakan menjadi isu yang sensitif karena terkait dengan kebutuhan masyarakat yang paling mendasar yang efeknya akan langsung berdampak kepada kepuasan terhadap pemerintah pusat.

"Setelah urusan minyak selesai mencapai angka 68,4% bisa di katakan menjelang 70% kemudian terjadilah sebuah keputusan untuk penyesuaian harga BBM," ucap Yunarto.

Kemudian Survei Charta Politika melakukan survei hanya beberapa hari setelah keputusan naiknya BBM dan menunjukan terjadi penurunan yaitu di angka 63,5% maka turun sekitar 4,9%.

"Ini merupakan lampu kuning untuk pemerintah artinya beberapa hal yang harus tersosialisasi dengan baik sesuai dengan argumentasi yang diberikan oleh pemerintah tapi di sisi lain memang masih bisa dikatakan button dari angka kepuasan publik ini sendiri masih berada dalam rapot biru," tutupnya.