News

Cerita Sang Idola MC, Ungkap Suka Duka Geluti Pembawa Acara Otomotif

apahabar.com, JAKARTA – Ibarat sayur tanpa garam, sebuah event otomotif tentunya kurang lengkap tanpa hadirnya Master…

Profil MC satu ini tak kalah ‘ngetop’ di kalangan pecinta otomotif, khususnya bikers. Ya, dia adalah Sang Idola, atau yang biasa disapa Said merupakan salah satu MC veteran di bidang otomotif. (Foto: dok. Sang Idola)

apahabar.com, JAKARTA – Ibarat sayur tanpa garam, sebuah eventotomotif tentunya kurang lengkap tanpa hadirnya Master of Ceremony atau yang lebih dikenal sebagai MC.

Tentunya tugas menjadi seorang MC otomotif tidaklah mudah, karena profesi tersebut selain harus berinteraksi dengan penonton, juga harus memahami sisi otomotif secara kritis.

Nah, profil MC satu ini tak kalah ‘ngetop’ di kalangan pecinta otomotif, khususnya bikers. Ya, dia adalah Sang Idola, atau yang biasa disapa Said merupakan salah satu MC veteran di bidang otomotif.

Pemilik segudang tato ini, sebenarnya bukan hanya menggeluti dunia cuap-cuap untuk acara otomotif saja. (Foto: dok. Sang Idola)

Pria yang gemar bercanda dan suka jahil ini menceritakan suka dukanya saat menjadi MC otomotif.

“Jadi saya sudah menjadi MC itu sejak kecil, mulai dari acara-acara RT, RW. Bahkan dulu bawain acara belum ada konsep. Belum ada opening, closing, gitu-gitu," ujar lelaki yang punya nama asli Alpha saat diwawancara apahabar.com, Selasa (2/8).

Pemilik segudang tato ini, sebenarnya bukan hanya menggeluti dunia cuap-cuap untuk acara otomotif saja.

Pad setiap acara otomotif, Sang Idola MC selalu ramah dengan teman-teman pecinta otomotif. (Foto: dok. Sang Idola)

Namun, beliau juga sudah sering menjadi MC untuk acara lain, seperti acara musik, kawinan, syukuran dan acara-acara besar lainnya.

Suka Duka Jadi MC

Kalau ditanya soal pengalaman selama ‘ngemsi’, Said mengaku punya cerita yang baik atau pun kurang mengenakkan.

“Pengalaman yang paling saya sukai saat menjadi MC Otomotif adalah bisa keliling Indonesia dan bertemu saudara-saudara sesama penggemar otomotif,” ungkapnya.

Di sisi lain, pengalaman yang enggak enak juga pernah ia alami. “Seperti enggak dibayar saat MC, dilempari botol air mineral, tapi gua ga nyerah gitu aja. Hasilnya mulai gua nikmati sekarang,” tukasnya.

"Tidak jarang MC menjadi sebuah bantalan. Seperti contoh ketika menjadi MC di acara musik, panitia minta MC untuk mengulur waktu selama 10 menit untuk band lain bersiap-siap dan itu menyulitkan, karena saat itu para penonton inginnya melihat band itu, bukan MC nya," tambahnya.

Bahkan, saat menjadi MC, dirinya sering mengalami perubahan waktu makan seperti sarapan menjadi jam 10 atau makan siang menjadi jam 5 sore. “Tapi, kalau sudah terbiasa hal tersebut bisa diatasi,’ ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa untuk komunitas otomotif, persahabatan menjadi nomor satu. Seperti pada saat ketika ia sedang berkeliling menjadi MC ke berbagai daerah, tidak sedikit dari penontonnya yang mengajaknya menginap atau sekadar berkumpul setelah acara selesai.

Saat menjadi MC, dirinya sering mengalami perubahan waktu makan seperti sarapan menjadi jam 10 atau makan siang menjadi jam 5 sore. (Foto: dok. Sang Idola)

Namun, seperti sebuah roda yang tidak selalu di atas, untuk menjadi seorang MC otomotif yang baik, harus punya passion di bidang otomotif. “Be smart, think fast and smart," terangnya.

Dijelaskannya, yang dimaksud dengan think fast adalah jika suatu acara membutuhkan improvisasi maka berpikirlah dengan cepat. Untuk smart yang dimaksud adalah bisa menempatkan bahasa yang tepat di tempat yang benar dan selalu mau belajar.

"Kalau mau ngomong, ngomong aja. Kalau gak mau ngomong, gak usah ngomong. Teteb ngebud!!! Jangan lupa ngereem!!!,” ujarnya seraya menutup obrolan.

(Adit)