Gempa Cianjur

Cerita Pilu Warga Sarampad Lihat Rumah Tergulung Tanah

Kaget dan trauma mendalam dirasakan Ayi Hamdan seorang warga Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Rumah roboh akibat gempa di Cianjur. apahabar.com/Ariyan

apahabar.com, CIANJUR – Kaget dan trauma mendalam dirasakan Ayi Hamdan seorang warga Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Ayi menceritakan betapa hebatnya suasana saat terjadinya gempa bumi berkekuatan 5,9 Magnitudo yang menimpa desanya.

Dengan wajah traumanya, kakek berusia 67 tahun tersebut menceritakan tanah anjlok dihadapannya. Ia melihat rumah-rumah yang terangkat dan tergulung tanah yang terbelah menjadi dua bagian.

Pak Ayi sapaannya, saat kejadian ia sedang beristirahat sejenak. Tiba pukul 13.00 secara tak terduga tanah berguncang hebat. Hanya dalam hitungan detik, tanah yang tadinya datar dan beraspal langsung terbelah menjadi dua bagian.

Baca Juga: Hari Ke-4, Tim SAR Cari 40 Orang Hilang akibat Gempa Cianjur

Hal yang sama juga diceritakan oleh Apih Badri, saat itu ia sedang istirahat karena sakit demam yang di deritanya.

Ketika menyadari adanya gempa, secara spontan Apih langsung melompat dari jendela kamar dan langsung keluar.

Melihat sekelilingnya sudah terbelah menjadi dua, Apih mengira saat itu sudah kiamat.

Baca Juga: Gubernur RK Perintahkan Bawahannya Jadi 'Bapak Asuh' Korban Gempa Cianjur

“Saya ngiranya udah kiamat aja mas, bener-bener kayak kiamat,” cerita Apih dengan wajah penuh kesedihan, Kamis (24/11).

Masih dengan rasa trauma, Apih menceritakan saat dirinya menyelamatkan diri dari tragedi yang menewaskan 271 korban jiwa tersebut.

Apih bercerita kepada apahabar.com jika saat itu dirinya amat sangat panik. Dengan penuh kepanikan, ia memecahkan kaca jendela kamar agar bisa keluar lebih cepat dari rumah.

Baca Juga: Tiga Hari Pascagempa, Listrik di Cianjur Belum Merata

Ia pun terjatuh di halaman rumah karena tanah yang mulai terpisah dan terbelah.

Seketika rumah-rumah yang tadinya berdiri kokoh turun ke bawah sekitar 3-4 meter ke dalam tanah.

Untungnya, Apih dan keluarga seluruhnya selamat dari bencana tersebut.