Relax

Cerita Pengabdi Setan 2: Communion Dikritik, Joko Anwar Kok Malah Senang?

apahabar.com, JAKARTA – Ditayangkan pada 4 Agustus 2022 lalu, film Pengabdi Setan 2: Communion disutradarai oleh…

Pengabdi Setan 2: Communion raih 4 juta penonton dalam waktu 10 hari. Foto-net

apahabar.com, JAKARTA – Ditayangkan pada 4 Agustus 2022 lalu, film Pengabdi Setan 2: Communion disutradarai oleh Joko Anwar sepertinya menjadi tontonan yang sedang populer di seluruh bioskop Indonesia.

Di hari pertama perilisan sekuel film yang bergenre horor ini bahkan berhasil tembus 501.171 ribu penonton. Meski menjadi film yang sedang laris di bioskop, Pengabdi Setan 2: Communion juga tidak lepas dari kritikan tentang jalan ceritnya.

Dalam sesi tanya jawab bersama Joko Anwar yang diadakan kanal YouTube keramagz, salah satu topik yang dibahas adalah pro kontra dari plot cerita Pengabdi Setan 2: Communion.

Diterangkan bahwa opini penonton terbagi menjadi dua pasca menonton Pengabdi Setan 2: Communion. Sebagian memuji plot ceritanya, tapi banyak juga yang menyebutnya terlalu dilebih-lebihkan.

Bahkan ada kritik yang menyebut plot ceritanya mengecewakan. Pengabdi Setan 2 disebut wahana rumah hantu berkedok film yang hanya menakuti-nakuti penonton.

Dengan komentar netizen yang beragam, Joko Anwar justru merasa senang. Sutradara kelahiran 1976 itu pun menjelaskan alasannya.

“Justru itu yang membuat aku senang sebenarnya, karena film-film yang aku idolakan juga seperti itu tuh tanggapannya,” kata Joko Anwar dikutip dari tayangan YouTube keramagz, Sabtu (13/8).

“Ini adalah satu tanda bahwa yang kita lakukan itu ada sesuatu yang baru gitu, atau ada sesuatu yang membutuhkan pemikiran,” sambungnya.

Menurut Joko Anwar, film-film garapannya memang tak melulu mendapat pujian. Dan itu justru disyukurinya.

“Alhamdulillah nggak pernah, karena menurut aku itu adalah sesuatu yang kalau terjadi, akan jadi sesuatu yang bikin aku nyaman berada di sebuah kotak. Akan membuat satu hal yang sama terus dari waktu ke waktu, dan ini yang membuat aku selalu mencoba untuk melakukan terobosan-terobosan baru,” ungkapnya.

Selain itu ia merasa pujian bertubi-tubi, khususnya untuk film atau karya seni lain sangat berbahaya karena akan membuatnya mati secara kreatif sebagai kreator.

“Jadi, komentar yang beragam, tentunya ada komentar yang positif yang membuat kita bersemangat. Tapi komentar yang tidak positif juga berarti komentar yang akan membuat kita seimbang gitu,” pungkas Joko Anwar.