BPJS Kesehatan Barabai

Cerita Mustofa, Pengayuh Becak yang Iuran Kesehatannya Dibayar Pemkab HST

apahabar.com, BARABAI – Mustofa, salah satu pengayuh becak di Kota Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) tak…

Mustofa pengayuh becak di Kota Barabai. Foto-Reza for apahabar.com

apahabar.com, BARABAI – Mustofa, salah satu pengayuh becak di Kota Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST) tak pusing dengan biaya kesehatannya. Pasalnya pada 2019 lalu, dia dan keluarganya terdaftar sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Iuran kesehatannya dibayar oleh Pemkab HST yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yakni, Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC).

Sejak berstatus UHC, awal 2020 ini sudah 95% warga HST tercover program itu. Hal itulah yang menjadikan Mustofa bersyukur karena memiliki jaminan kesehatan secara cuma-cuma.

Sebelumya, Mustofa sempat ragu dengan pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari program JKN milik BPJS Kesehatan. Sebab dia dan keluarganya diberi KIS tanpa mendaftar langsung ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Barabai.

Setelah mencari tahu informasi dari sanak saudara, Mustofa paham, kartu yang ia dapatkan adalah fasilitas yang diberikan kepadanya sebagai warga HST.

“Bingung juga awalnya, tahu-tahu dapat kartu, bingung mau bayar iurannya gimana, ternyata gratis," kata Mustofa.

Walaupun sudah hampir satu tahun memilikinya, Mustofa belum pernah menggunakannya sama sekali. Dia bersyukur karena ia sekeluarga diberikan kesehatan hingga saat ini.

"Alhamdulillahnya belum pernah pakai, tapi nanti kalau sakit pasti dipakai karena pasti berguna sekali," kata Mustofa.

Melihat penghasilan yang tak menentu saat ini, pengayuh becak ini selalu berharap agar program JKN-KIS di segmen yang ia ikuti selalu terus berjalan.

Mustofa memikirkan bagaimana jika pemerintah tak lagi membayarkan iuran kesehatan bagi warga HST. Apakah orang seperti dirinya dapat membayar iuran kesehatan, terlebih orang seperti Mustofa menggantungkan hidup dari profesi dengan penghasilan tak menentu.

"Kadang kalau ada carteran sekali saja sudah alhamdulillah, kalau sehari enggak dapat penumpang sudah biasa juga, jadi disyukuri saja," aku Mustofa.

Namun demikian, semangatnya dalam mencari nafkah tak pernah surut. Ia berpikir bahwa setidaknya untuk biaya kesehatan saat ini dan ke depan sudah ada penjaminnya. Sehingga beban hidupnya kini sudah terkurangi.

"Untuk masalah kesehatan sudah aman saja dengan JKN-KIS, tinggal cari uang untuk lainnya saja," tutup Mustofa.

Editor: Muhammad Bulkini