Polusi Bau

Cerita Warga Kencing Sembarangan Bikin Bau Pesing di Waduk Kebon Melati

Bau tersebut berasal dari sungai atau kali yang kotor disebabkan oleh sejumlah masyarakat yang sering buang air kecil

Suasana Waduk Kebon Melati. Foto: apahabar.com/Daffaaldi)

apahabar.com, JAKARTA - Masalah bau busuk sekaligus pesing mudah ditemukan di kali-kali Jakarta. Bahkan sekelas waduk pun tak luput dari polusi bau.

Tak bisa dihindarkan aroma menyenggat pada aliran air di ibu kota masih jadi masalah lawas. Salah satunya waduk Kebun Melati, Jakarta Pusat.

Berdasarkan penelusuran apahabar.com, Waduk Kebun Melati yang berada di wilayah Kebon Kacang, Jakarta Pusat, terdapat banyak tumpukan sampah di seantero wilayah waduk tersebut.

Dalam radius kurang lebih 1 meter, waduk tersebut mempunyai aroma bau yang tidak sedap atau bau busuk. Bahkan air dari waduk itu berwarna hitam pekat.

Selain itu, Wisnu (41) yang merupakan driver ojek online mengungkapkan dirinya sering membuang air kecil kalau dirinya sudah kebelet dan gatahan.

"Kadang suka kalau lagi kebelet dan sudah gatahan, mau gamau yauda, paling itu juga nunggu-nunggu sepi," kata Wisnu kepada apahabar.com, Selasa (6/12).

Senada, Selamat (44) juga menyebut bahwa dirinya terkadang suka membuang air kencing sembarangan.

"Kadang, cuma engga di tempat rame, di tempat sepi gitu, yah di waduk paling aman," kata Selamat.

Kendati begitu, menurutnya, pemerintah kurang memfasilitasi toilet untuk membuang air kecil.

"Soalnya selama ini memang tidak ada larangan (kencing sembarangan), kalau dikasih fasilitas ya bagus, selama ini kan tidak ada, agar menjaga kerapihannya seperti tempat sampah, masa iya orang mau kencing nyari tempat dulu, kalau tempat sampah kan banyak, dan kalau toilet difasilitasi bagus," ujarnya.

Sebagai informasi, Jakarta dikenal sebagai salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Selain mengancam kesehatan, kondisi tersebut juga dapat mengurangi kualitas hidup warga.

Untuk diketahui, BMKG mencatat konsentrasi partikulat PM 2,5 di Jakarta tahun 2022 ada di atas level 77 µg/m3 (mikrogram per meter kubik).

Hal ini menandakan kualitas udara Jakarta dalam kondisi mengkhawatirkan. Karena itu, perlu keseriusan pemerintah untuk mengatasi masalah yang berkontribusi pada batas konsentrasi polusi udara tersebut.