Religi

Cerita KH. Herman Hasyim, Sulitnya Nyantri di Zaman Penjajahan

apahabar.com, MARTAPURA – Pada peringatan haul KH. Herman Hasyim ke-20, catatan perjalanan hidup sang ulama kembali…

KH herman hasyim bersama Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani.Sumber: istimewa

apahabar.com, MARTAPURA - Pada peringatan haul KH. Herman Hasyim ke-20, catatan perjalanan hidup sang ulama kembali dikenang. Salah satunya tentang sulitnya menuntut ilmu di masa penjajahan.

Diceritakan putra ke 4 KH. Herman Hasyim, Syibhani, perjuangan ayahnya ketika menimba ilmu di Pondok Pesantren Darussalam martapura. Saat itu, Guru Herman menaiki sepeda dayung menuju pesantren. Di tengah jalan, pasukan jepang menjatuhkan bom dari angkasa.

Guru Herman lantas melompat dari sepedanya dan memilih bersembunyi dalam selokan.

“Pada saat itu tiba-tiba tentara Jepang menjatuhkan bom, terpaksa menurut cerita beliau dulu, beliau menceburkan diri ke selokan untuk menyelamatkan diri,” jelas Sibhani.

Itu kenangan pahit yang dirasakan para santri di zaman penjajahan.

Selama nyantri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Guru Herman adalah teman satu kamar dari KH. Anang Ramli Bati-Bati.

Guru Herman juga termasuk 10 murid pertama Syekh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul sejak di Keraton.

“Ayah memang pernah belajar kepada Guru Sekumpul, dari beliau membuka pengajian di rumah yang ada di Keraton,” jelas Syibhani.