Nasional

Cerita Heroik Anggota Banser Selamatkan Jemaat Gereja di Malam Natal 20 Tahun Silam

apahabar.com, BANJARMASIN – Saat Natal, ada cerita nan heroik lagi menarik untuk dikenang. Yakni kisah anggota…

Foto- Riyanto, anggota Banser yang dikenal sebagai pahlawan toleransi. Foto-Jppn.com

apahabar.com, BANJARMASIN – Saat Natal, ada cerita nan heroik lagi menarik untuk dikenang. Yakni kisah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU), Riyanto.

Riyanto tewas saat bom meledak pada malam misa di Gereja Eben Haezer Mojokerto, 20 tahun silam.

Salah satu saksi mata, Rusmini seperti dilansir jpnn.com, Jumat (25/12) bercerita, dua bom meledak pada 24 Desember 2000. Waktu itu terjadi sekitar pukul 21.00.

Saat itu, lanjut wanita yang kini berusia 71 tahun tersebut, ia sedang duduk di depan rumah.

Dua ledakan terjadi dalam waktu yang berdekatan di titik yang berbeda.

Menurut Rusmini, saat Malam Misa sudah mau selesai Riyanto yang turut berjaga di depan gereja, menemukan tas (berisi bom).

“Katanya mau dibuang ke selokan yang ada di depan gereja. Pas itu orang-orang sudah dia suruh tiarap," tuturnya kepada Radar Mojokerto.

Rusmini mengatakan, ledakan pertama itu mengakibatkan Riyanto tewas.

Tubuh pemuda asal Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto itu terlempar ke atas dan terjatuh persis di belakang gereja.

“Asapnya hitam pekat. Setelah itu saya lari ke dalam rumah, soalnya sama polisi disuruh masuk," ungkapnya.

Tak lama setelah ledakan pertama, ledakan kedua pun menyusul. Namun, ledakan itu tak sekeras yang pertama.

"Saya sudah lari ke atas loteng setelah ledakan pertama itu, saya lihat dari loteng (lantai dua) polisinya itu keruk-keruk selokan," cerita Rusmini.

Kisah lain, seperti dilansir liputan6.com, Riyanto bersama tiga rekannya ditugaskan mengamankan Gereja Eben Haezer oleh Gerakan Pemuda Ansor Mojokerto.

Malam Natal berlangsung khusyuk. Seorang jemaat menaruh curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak di depan pintu masuk gereja.

Anggota Banser dan petugas pengamanan gereja dan polisi mengamankan bungkusan mencurigakan tersebut.

Riyanto membuka bingkisan dalam tas hitam dengan kabel tampak menjulur.

Tiba-tiba keluar percikan api. Riyanto meminta semua orang berlindung: Tiarap!

Dia membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak di dalam gereja. Bom dilempar keluar ke tempat sampah, tapi terpental.

Riyanto berusaha membuang lebih jauh lagi dari gereja. Namun, bom keburu meledak. Riyanto berpulang dengan menyelamatkan nyawa banyak orang.

Sisa-sisa tubuh Riyanto baru ditemukan tiga jam kemudian di sebelah utara kompleks gereja, sekitar 100 meter dari pusat ledakan.

Dengan kondisi tubuh mengenaskan, Riyanto wafat saat itu juga.

Ledakan bom saat itu merobohkan pagar tembok di seberang gereja.

Kaca-kaca lemari dan etalase Studio Kartini yang tepat di depan gereja Eben Haezer hancur semua.

Untuk mengenang jasa-jasanya, nama Riyanto dijadikan sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Pemerintah Kota Mojokerto juga telah membangun gapura megah di Jalan Riyanto.

Untuk mengenang mendiang Riyanto, puluhan pemuda Ansor Kota Mojokerto menggelar apel kebangsaan. Sekaligus pula ziarah ke makam pejuang toleransi tersebut.

Apel setiap 25 Desember ini diikuti anggota Ansor dan Banser di Lapangan Prajurit Kulon.

Usai melakukan apel, para pemuda Ansor dan Banser melakukan ziarah ke makam Riyanto di tempat pemakaman umum (TPU) kelurahan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Mereka melakukan doa bersama dan membaca tahlil serta Surat Yasin untuk mendoakan almarhum.

Semasa hidup, Riyanto juga dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tak banyak bicara, Kendati begitu dia tegas.
Setiap komando akan langsung dia laksanakan tanpa banyak pertimbangan.

“Asal tidak menyimpang dan bertentangan dengan agama Islam. Termasuk mengamankan misa Natal tahun 2000 lalu,” ujar Ketua GP Ansor Kota Mojokerto, Ahmad Saifullah dilansir okezone.com, Jumat.

Pihaknya mewacanakan akan mengusulkan sosok Riyanto ini sebagai pahlawan nasional.

“Agenda kami setelah ini adalah akan mengajukan Riyanto untuk dijadikan sosok pahlawan nasional,” pungkasnya.