Ceker Ayam Tinggi Kolesterol, Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan Ahli Gizi

Masakan ceker ayam menjadi salah satu santapan favorit banyak orang di Indonesia. Namun seiring banyaknya jenis olahan bagian ayam satu ini, beredar anggapan ba

Ceker Ayam. Foto-net

apahabar.com, BANJARMASIN - Masakan ceker ayam menjadi salah satu santapan favorit banyak orang di Indonesia. Namun seiring banyaknya jenis olahan bagian ayam satu ini, beredar anggapan bahwa ceker mengandung kolesterol tinggi. Benarkah demikian?

Pada dasarnya, kolesterol sudah terbentuk secara alami dalam tubuh untuk menghasilkan hormon, memproduksi vitamin D, dan memperlancar proses pencernaan. Namun, kelebihan kolesterol yang didapat dari makanan bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Kadar kolesterol yang melewati batas normalnya, yakni 200 mg/dL, memicu penumpukan lemak dan plak di pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh terhambat sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Menurut ahli gizi dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Tri Kurniawati, menjelaskan 100 gram ceker mengandung 5,5 gram lemak tak jenuh atau sekitar 60 persen dari kebutuhan harian orang dewasa, serta 84 gram kolesterol atau 20 persen dari kebutuhan harian orang dewasa.

"Jadi, bila konsumsi ceker ayam dalam jumlah banyak atau sering, akan menyebabkan peningkatan kolesterol yang bila terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan badan mudah lelah. Bahkan, pada akhirnya dapat menyebabkan gagal jantung atau stroke," ungkap Tri.

Baca Juga: Periksa Kolesterol Tak Dianjurkan Lewat Ujung Jari, Begini Saran Dokter

Kendati demikian, Tri menambahkan, tak berarti keseluruhan kandungan ceker berefek buruk. Pasalnya, ceker ayam mengandung 19 jenis asam amino, termasuk asam aspartat, glutamin, hidroksiprolin, serin, glisin, histidin, arginin, treonin, alanine, prolin, tirosin, valin, metionin, sistin, ileusin, fenilalanin, triptofan, dan lisin.

Selain itu, komponen penyusun ceker yang utama adalah kolagen sebanyak 5,64 - 31,39 persen atau sebesar 28,73 - 36,83 persen dari total protein.

Kolagen diyakini memiliki banyak efek bagi tubuh seperti membantu regenerasi sel-sel baru pada kulit dan menjaga kesehatan organ.

Kemudian, ceker mempunyai kadar air yang sangat banyak, yakni 65,08 persen. Sisanya mengandung 20,10 persen air, 8,16 persen kadar abu, dan 3,90 persen lemak. Artinya selama dikonsumsi dalam batas wajar atau tidak terlalu sering, ceker tidak akan berbahaya bagi tubuh.

"Dikatakan sering, apabila dikonsumsi lebih dari tiga kali dalam satu minggu dan dalam jumlah yang lebih dari satu porsi secara terus menerus," beber Tri lebih lanjut.

Tinggi Kolesterol Gegara Cara Memasak?

Dalam kesempatan terpisah, ahli gizi masyarakat, dr Tan Shot Yen, menjelaskan bahwa kolesterol timbul dari olahan daging hewan, bukan nabati termasuk santan dan durian. Seringkali, kadar kolesterol yang tinggi pada tubuh bukan dipicu oleh kandungan kolesterol pada daging hewan, melainkan olahan memasak daging yang banyak menggunakan minyak.

"Kolesterol itu hanya murni bisa dibuat oleh manusia dan makhluk hidup yang namanya hewan, jadi tumbuh-tumbuhan itu tidak mungkin membuat kolesterol. Jadi tumbuh-tumbuhan itu termasuk di dalamnya durian, santan, kelapa. Lemak jenuhnya saja, tapi tidak membuat kolesterol naik," ungkap dr Tan pada detikcom dalam program e-Life beberapa waktu lalu.

"Seafood seperti cumi, udang, kepiting, dan sebagainya memang ada kolesterolnya. Tapi kalau minyak, lemah jenuhnya amat tinggi. Itu sebabnya orang-orang Jepang mereka juga makan seafood, makan segala macam cumi, udang, tapi makannya berbeda sama kita. Kalau kita kan cumi goreng tepung, udang saus mentega. Kalau cumi atau udang mereka buat capcay kuah atau pepes udang, itu baik-baik saja," pungkasnya.

Baca Juga: Lakukan 4 Hal Ini Saat Kolesterol Naik