Cek Lahan Relokasi Puskesmas Anjir Muara, Bupati Batola Ungkap Asa Bangun Rumah Sakit

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Bupati Barito Kuala (Batola) H Bahrul Ilmi mengungkapkan asa membangun rumah sakit baru.

Bupati Barito Kuala, H Bahrul Ilmi, meninjau lahan yang dijadikan relokasi Puskesmas Anjir Muara. Foto: Diskominfo Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Bupati Barito Kuala (Batola) H Bahrul Ilmi mengungkapkan asa membangun rumah sakit baru.

Keinginan diutarakan ketika meninjau lahan untuk relokasi Puskesmas Anjir Muara yang berlokasi di dekat Kantor Kecamatan Anjir Muara, Rabu (16/4).

Adapun lahan yang ditinjau memiliki luas sekitar 1 hektare. Adapun lahan bangunan lama Puskesmas Anjir Muara jauh lebih kecil.

"Rencana awal adalah mendirikan bangunan baru Puskesmas Anjir Muara. Namun setelah dicek langsung, lahan yang tersedia cukup luas dan strategis," ungkap Bahrul.

"Kedepan kalau ekonomi Batola semakin bagus dan pendapatan daerah meningkat, kami berencana membangun rumah sakit terbesar di Batola di lokasi yang sama," imbuhnya.

Ditegaskan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan menjadi salah satu prioritas Pemkab Batola dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Anjir Muara dan sekitarnya.

"Dengan keberadaan fasilitas kesehatan yang memadai, masyarakat bisa lebih mudah dan cepat mendapatkan layanan medis berkualitas," harap Bahrul.

Relokasi tersebut merupakan tindak lanjut dari kerusakan bangunan Puskesmas Anjir Muara di Jalan Trans Kalimantan Kilometer 25.

Baca Juga: Bangunan Rusak 50 Persen, Pelayanan Puskesmas Anjir Muara Batola Pindah ke Tenda

Tepat 7 Agustus 2024 lalu, pondasi bangunan bagian depan ambruk. Selanjutnya demi keamanan, bangunan tidak lagi digunakan.

Pelayanan sempat dilakukan di bawah tenda selama beberapa pekan, sebelum dibikin bangunan sementara di depan bangunan lama.

"Awalnya memang Puskesmas Anjir Muara akan dibangun ulang di lokasi yang sama," papar Kepala Dinas Kesehatan Batola, Sugimin, kepada bakabar.com.

"Lantas Bupati dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mendapat masukan soal lahan kosong di dekat kantor camat," imbuhnya.

Setelah dilakukan peninjauan, Bupati Batola lebih tertarik dengan lahan baru. Penyebabnya lahan lama tidak bisa dikembangkan, karena lebih sempit.

"Akhirnya daripada mendirikan bangunan baru di atas lahan yang tak bisa dikembangkan, Bupati memutuskan lebih baik bangunan baru didirikan di lokasi lebih luas," jelas Sugimin.

"Penganggaran sudah tersedia sebesar Rp2 miliar, demikian pula Detail Engineering Design (DED). Tinggal melakukan perubahan nama sertipikat lahan," tutupnya.