Kalsel

Cek Fakta, Makam Guru Zuhdi Dibuka Kembali

apahabar.com, BANJARMASIN – Jemaah KH Ahmad Zuhdiannor atau yang akrab disapa Guru Zuhdi patut bernapas lega….

Makam Guru Zuhdi. Foto-dok.

apahabar.com, BANJARMASIN – Jemaah KH Ahmad Zuhdiannor atau yang akrab disapa Guru Zuhdi patut bernapas lega.

Makam ulama karismatik Kalimantan Selatan di belakang Masjid Jami itu mulai dibuka untuk peziarah.

Kondisi ini bahkan sudah berlangsung sejak sepekan belakangan.

Makam sang ulama memang sempat ditutup untuk sterilisasi demi menghambat ancaman Covid-19.

Pembukaan makam ini hanya menjalankan instruksi dari keluarga mendiang Guru Zuhdi.

"Kita mengikuti perintah keluarga dan ditutup kemarin juga karena kondisi Covid-19 belum melandai, jadi takut," ujar salah satu anggota BPK Majta, sukarelawan untuk makam sang guru.

Namun, selama kubah makam Guru Zuhdi dibuka kembali, peziarah belum bisa langsung masuk begitu saja.

Mereka wajib tahu akan pemberlakuan jam yang ditetapkan di kubah tersebut.

Peziarah, kata dia, wajib datang dari pagi seusai salat subuh hingga menjelang sore atau sekitar pukul 17.30.

Setelah itu segala aktivitas ziarah kubah makam ditutup.

Penutupan difokuskan untuk acara internal keluarga dan yayasan sendiri selama beberapa jam.

Baru dari sana diperbolehkan lagi, peziarah datang, setelah salat Isya hingga pukul 22.00 Wita.

"Biasanya peziarah yang padat ketika malam Jumat," ucapnya.

Peziarah juga wajib mengikuti protokol kesehatan Covid-19 sebelum masuk ke kubah.

Petugas dari BPK Majta akan mengukur suhu tubuh para peziarah terlebih dahulu.

Selain itu, mereka juga diminta untuk mencuci tangan, jaga jarak, dan tetap menggunakan masker.

"Apabila peziarah padat di dalam, kita tutup sementara untuk masuknya secara bergantian supaya tidak alami penumpukan massa," tegasnya.

Selama kubah dibuka, kata dia, peziarah berbondong bondong datang untuk mengobati kerinduan kepada Guru Zuhdi.

Berdasarkan pantuannya, mereka bahkan datang jauh jauh dari Kalimantan Timur ataupun Kalimantan Tengah.

"Hari hari peziarah datang dan tidak pernah putus," tuturnya.

Salah satu peziarah, Syarif warga Beruntung Jaya rela izin dari tempat kerjannya untuk menziarahi makam sang guru.

Wabilkhusus, untuk mengobati kerinduan akan sosok ulama yang meninggal pada Sabtu (2/5) lalu di usia 48 tahun.

Lebih dulu, dirinya mendapat informasi kubah ulama karismatik dibuka dari teman dekatnya.

"Ini kita baru pertama dan untuk mengobati rasa kangen juga-lah karena waktu pengajian itu kita rutin ikut," ucapnya.

Editor: Fariz Fadhillah