Cegah Pemanasan Global lewat Hari Apresiasi Tanaman Sedunia

Tanggal 13 April diperingati sebagai Hari Apresiasi Tanaman Sedunia. Momen ini bertujuan untuk menciptakan budaya mencintai flora

Ilustrasi menanam pohon sebagai langkah nyata pelestarian alam. Foto: Murianews.

apahabar.com, JAKARTA – Tanggal 13 April diperingati sebagai Hari Apresiasi Tanaman Sedunia. Momen ini bertujuan untuk menciptakan budaya mencintai flora yang tumbuh di sekeliling manusia.

Hari Apresiasi Tanaman Sedunia memang merujuk sebagai momen “internasional”, namun tak ada resolusi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menetapkannya. Kendati demikian, hal ini tidak mengurangi makna, apalagi spirit dari para pencetus peringatan tersebut.

History menyebut Hari Apresiasi Tanaman Sedunia kali pertama digagas pada awal 2000-an. Kala itu, sekelompok orang yang terdiri dari ahli botani, tukang kebun, dan pecinta lingkungan bertekad untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya tumbuhan.

Tekad yang demikian berangkat pula dari kekhawatiran akan perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Kelompok tersebut lantas melihat peluang untuk mendorong orang lain untuk menghargai alam dan melindungi tanaman.

Pemanasan Global Semakin Parah

Ketika Hari Apresiasi Tanaman Sedunia dicetuskan, pemanasan global sudah melanda bumi sekitar enam dekade. Ya, ilmuwan mengungkapkan bahwa meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer terindikasi sejak 1940-an.

Peneliti dari Universitas New South Wales, Andrew King, mengatakan pemanasan global kali pertama terjadi akibat aktivitas manusia di wilayah tropis. “Di daerah tropis terjadi pada 1940, khususnya di Australia, Asia Tenggara, dan Afrika," ujarnya, dikutip dari IFL Science, Kamis (13/4).

Malahan, para ilmuwan menduga gas rumah kaca telah meningkat di atmosfer sejak Revolusi Industri. Namun, kala itu, efeknya masih sangat kecil sehingga tidak terasa.

Berbicara tentang efek, Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut ada sembilan tanda yang mengindikasikan sedang terjadi pemanasan global di bumi. Salah satunya, suhu rata-rata bumi meningkat 1 derajat celcius sejak akhir abad ke-19.

Selain itu, laut semakin panas, di mana meningkat 0,33 derajat celsius sejak 1969. Begitu pula dengan lapisan es di Pulau Greenland dan Benua Antartika, yang terpantau kian menyusut dari tahun ke tahun.

Upaya Mencegah Pemanasan Global

Mengingat kondisi iklim bumi yang demikian, sudah tentu Hari Apresiasi Tanaman Sedunia menjadi salah satu cara untuk menggalakkan kesadaran akan pentingnya tumbuhan.

Flora, utamanya pohon, memang berkontribusi banyak dalam kehidupan manusia. Beberapa di antaranya, menyediakan oksigen untuk makhluk hidup bernapas, memurnikan udara, hingga menjadi habitat beragam spesies.

Sebab itulah, Hari Apresiasi Tumbuhan Sedunia mesti dirayakan dengan sebaik-baiknya. Peringatan ini bisa dimanfaatkan sebagai momen untuk menanam pohon atau bunga. Bisa pula dirayakan dengan mengunjungi kebun raya atau cagar alam untuk menghargai keindahan serta keanekaragaman tumbuhan.

Pendidik menggunakan hari ini sebagai kesempatan untuk mengajar siswa tentang pentingnya tumbuhan dan perannya dalam lingkungan. Adapun organisasi lingkungan menyelenggarakan lokakarya dan seminar untuk mempromosikan konservasi juga praktik berkelanjutan.

Selama bertahun-tahun, Hari Apresiasi Tanaman Sedunia itu semakin populer, dengan jutaan orang di seluruh dunia kini berpartisipasi dalam berbagai acara dan aktivitas terkait tumbuhan.