Pencegahan DBD

Cegah Kasus DBD, Pemkot Semarang Gunakan Metode Wolbachia

Semarang kembali dihantui penyakit demam berdarah (DBD) saat masuk musim hujan. Pemkot beri edukasi penggunaan Wolbachia untuk cegah DBD.

Penyuluhan pencegahan DBD dengan metode Wolbachia. (Foto: Ist)

apahabar.com, SEMARANG - Semarang kembali dihantui penyakit demam berdarah (DBD) saat masuk musim hujan. Pemkot beri edukasi penggunaan Wolbachia untuk cegah DBD.

Sebagai informasi, ada 857 kasus DBD di Kota Semarang pada 2022. Dari jumlah itu, ada 30 kasus meninggal dunia.

Karenanya, Pemkot Semarang gencar untuk melakukan pencegahan. Salah satunya menggunakan Wolbachia.

Terlebih, Semarang jadi salah satu dari 5 Kabupaten/Kota yang jadi pilot project Penyelenggaraan Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia.

Baca Juga: Kompleks Lokasi Rumah Teroris Semarang Tak Boleh Dimasuki!

Sebagai informasi, Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk. Nyamuk yang sudah diberi Wolbachia ini akan dilepaskan untuk kawin dengan populasi nyamuk liar.

Kemudian nyamuk ini bisa menyebarkan bakteri Wolbachia yang bisa menghalangi penularan demam berdarah dan penyakit lain yang dibawa nyamuk ke manusia. Seperti virus Zika, Chikungunya, dan demam kuning ke manusia.

Sebagian masyarakat pun menolak karena dinilai tak biasa dan bisa berbahaya. Untuk itu, Pemkot Semarang gencar melakukan sosialisasi agar masyarakat terbiasa.

"Mungkin ada anggapan membawa bibit penyakit,” kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Senin (20/11).

Baca Juga: Terduga Teroris Semarang Diduga Terafiliasi Jamaah Islamiyah

Perempuan yang biasa disapa Mba Ita itu menyakinkan bahwa metode Wolbachia tidaklah berbahaya. Bahkan, penggunaan metode itu bebas dari zat-zat kimia.

Di sisi lain, Ita meminta kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan Pemeriksaan Jentik Nyamuk (PJN). Yakni membersihkan tempat penampungan air dan berbagai pencegahan lainnya

“Kami harapkan masyarakat tahu manfaatnya,” tandas dia.