Kalsel

Catat, Kebutuhan ODP Gowa di Banjarbaru Dijamin Selama Karantina

apahabar.com, BANJARBARU – Puluhan alumnus Itjima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan akhirnya dikarantina di Gedung…

Pemkot Banjarbaru menerapkan satu kebijakan khusus untuk tamu atau penumpang pesawat di Bandara Syamsudin Noor. Setiap penumpang yang masuk dan menetap di Banjarbaru akan diberikan tanda tinta di jari tangan mereka. Foto-istimewa

apahabar.com, BANJARBARU – Puluhan alumnus Itjima Ulama Dunia di Gowa, Sulawesi Selatan akhirnya dikarantina di Gedung Diklat Pemprov Kalsel, Jalan Ambulung, Banjarbaru.

Sebelumnya, para klaster Gowa asal Banjarbaru itu menjalani pemeriksaan melalui tes kilat atau rapid test. Hasilnya reaktif.

“Mereka dikarantina di tempat yang sudah disiapkan Pemprov di Ambulung, mulai hari ini rencananya mulai masuk,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Rizana Mirza kepada apahabar.com, Senin (13/4).

Rizana memastikan ada 41 alumnus Itjima Ulama yang berhasil dideteksi di Banjarbaru, dan seluruhnya diperiksa menggunakan rapid test.

Namun saat itu ia enggan membeberkan berapa jumlah orang yang dinyatakan reaktif melalui tes cepat tersebut.

Sementara itu Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel, M Muslim menyebut ada 25 orang yang telah menempati karantina di Ambulung.

“Saat ini juga kami informasikan pemanfaatan gedung terutama yang di Ambulung ini sudah dipergunakan terutama pada orang tanpa gejala atau OTG dan orang dalam pemantauan atau ODP yang hasil rapid tesnya reaktif saat ini ada sekitar 25 ODP dan 24 di antaranya adalah klaster Gowa,” terang Muslim melalui siaran persnya kepada apahabar.com.

Dari penelusuran apahabar.com setidaknya 41 ODP klaster Gowa asal Banjarbaru yang dites melalui rapid test terdapat 24 ODP di antaranya reaktif Covid-19. Data itu sesuai jika berkaca pada keterangan Jubir GTPP Kalsel.

Selama masa karantina, segala kebutuhan ODP akan dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel.

“Segala kebutuhan sehari hari ditanggung oleh pemerintah provinsi melalui gugus tugas,” tegas Muslim.

Selain itu untuk pemantauan dan perawatan pasien bahkan keamanan juga telah disiapkan.

“Menggunakan tenaga medis maupun tenaga perawat lainnya, baik dari gugus tugas maupun nanti dibantu oleh rumah sakit (RS) terdekat dalam melakukan pemantauan. Aparat keamanan juga ada,” ungkapnya.

Karantina yang dilakukan ini sebagai langkah lebih lanjut dalam menanggapi hasil reaktif rapid test.

Untuk diketahui, hasil reaktif Covid-19 pada rapid test belum tentu positif Covid-19, perlu tes swab atau uji sampel lendir lagi.

Reporter: Nurul Mufidah
Editor: Fariz Fadhillah