Religi

Cara Rasulullah Mengokohkan Barisan Umat Saat Hijrah

apahabar.com, JAKARTA – Hijrah dari Makkah ke Madinah bukanlah perkara mudah. Ada banyak kendala selain jarak…

Ilustrasi hijrah. Foto-dakwatuna

apahabar.com, JAKARTA - Hijrah dari Makkah ke Madinah bukanlah perkara mudah. Ada banyak kendala selain jarak yang ditempuh (477 kilometer), seperti terpisahnya dengan kerabat keluarga.

Dalam bukuAli bin Abi Thalibkarya Ali Audah dijelaskan, ketika rombongan umat Muslim tiba di Madinah, Rasulullah SAW segera membangun Masjid Quba.

Quba adalah tempat yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Madinah. Rasulullah bersama para sahabatnya kemudian beristirahat selama empat hari di wilayah tersebut dan selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Madinah (Yatsrib).

Dalam tahun pertama tinggal di Madinah, Rasulullah mempersaudarakan para sahabatnya antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Tujuannya adalah menghibur rasa kesepian dari perpisahan dengan keluarga dan kerabat.

Baca Juga: Kewajiban Suami untuk Keluarga Terangkum di 3 Hal Ini

Mempersaudarakan antara kaum ini juga dilakukan beliau dengan tujuan mempererat persatuan dan menghilangkan kemungkinan timbulnya permusuhan lama. Sebab bukan tidak mungkin ada musuh yang menyusup dan membuat fitnah di antara sesama kaum Muhajirin dengan Anshar.

Untuk itu, Rasulullah mempersaudarakan Abu Bakar as-Shiddiq dengan Kharijah bin Zaid, Umar bin Khattab dengan Itban bin Malik, Hamzah dengan Zaid (bekas budak Hamzah), dan Nabi sendiri dengan Ali bin Abi Thalib.

Atas persaudaraan ini, Ali mengangkat tangan, "Hadza akhi fi dunya wal-akhirah." Yang artinya: "Ini saudaraku, di dunia dan akhirat." Lalu kemudian, tak sedikit kaum Muhajirin yang kemudian berdatangan dari Makkah. Mereka kemudian dipersaudarakan dengan kaum Anshar penduduk asli Madinah.

Baca Juga: Istirahat di Siang Hari, Umar bin Abdul Aziz Ditegur Putranya Sendiri

Sumber: Republika
Editor: Muhammad Bulkini