Cakupan Imunisasi Campak di Banjarbaru Rendah, Belasan Kasus Terdeteksi pada Anak-Anak

Epidemiolog Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Edi Sampana mengatakan, cakupan imunisasi campak di Banjarbaru belum mencapai 60 persen.

Anak-anak yang terkena campak. Foto: Google

apahabar.com, BANJARBARU - Imunisasi campak di Banjarbaru masih rendah. Hal itu terbukti ditemukan belasan kasus positif campak di kota tersebut, semua pengidapnya adalah anak - anak.

Epidemiolog Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru, Edi Sampana mengatakan, cakupan imunisasi campak di Banjarbaru belum mencapai 60 persen.

"Minimal cakupan imunisasi 95 persen," katanya, Sabtu (13/5/2023).

Karena itu, Edi mengingatkan betapa pentingnya imunisasi campak.

Dirincikannya, ada 13 anak-anak yang positif campak di Banjarbaru. Ada yang berumur 9 tahun, 3 tahun, 7 tahun, 4 tahun dan 6 tahun.

"Ketiga belas kasus tersebut merupakan hasil pemeriksaan dari 89 sampel suspek campak yang beberapa waktu lalu dikirim Dinkes Banjarbaru ke Jakarta," jelasnya.

Dari jumlah tersebut, baru 15 sampel yang selesai diperiksa. 13 di antaranya dinyatakan positif campak.

Sehingga, lanjutnya ada kemungkinan positif campak ini akan bertambah lagi.

Adapun penyakit campak sendiri, katanya tidak boleh diremehkan, karena rawan menjangkit pada anak khususnya yang kekurangan gizi. Campak juga dapat berakibat fatal yakni bisa sampai menyebabkan kematian. Namun hal ini tak berlaku bagi anak dengan status gizi baik.

"Namun kasus kematian akibat campak ini nol [belum ada] di Banjarbaru," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Banjarbaru Juhai Triyanti Agustina mengatakan, ketiga belas sampel yang dinyatakan positif campak itu sudah sembuh setelah mendapat pengobatan dari pihaknya.

"Hasil laboratoriumnya saja yang baru keluar, padahal kita sudah lama mengirimnya. Karena untuk mengirim sampel darah memang perlu waktu lama," ungkapnya.

Ia menjelaskan, campak akan jadi penyakit berbahaya jika orang yang terkena penyakit ini mengidap penyakit lain yang menyebabkan komplikasi.

Sebab komplikasi itulah yang membuat dampak campak semakin berbahaya, bahkan kalau sampai ke mata bisa menyebabkan kebutaan.

"Kemudian, kalau saluran pencernaan bisa sampai diare parah. Tapi kami sudah siap menghadapi situasi ini jika terjadi lonjakan kasus dengan menyiagakan puskesmas dan rumah sakit," ungkapnya.

Bebernya, ada 10 puskesmas dan 9 rumah sakit di Banjarbaru yang sudah menyiagakan perlengkapan medisnya.

"Imunisasi juga terus kami gencarkan, karena imunisasi campak ini termasuk dalam kategori dasar yang harus dijalani seseorang supaya bisa terhindar dari ancaman penyakit," tandasnya.