Tak Berkategori

Cak Imin Lobi Kroasia untuk Bantu 16 Juta Buruh Kelapa Sawit Indonesia

apahabar.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Wakil Ketua DPR Kroasia Željko Reiner…

Ilustrasi sejumlah pekerja kebun kelapa sawit memilah dan mengangkut hasil panen di kawasan Kalidoni Palembang, Sumsel. Foto–Antara/FenySelly/ama/17

apahabar.com, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Wakil Ketua DPR Kroasia Željko Reiner melobi sejumlah partai yang tergabung di Parlemen Eropa agar mau menolong lebih dari 16 juta buruh perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.

Mereka melakukan pertemuan sebelum menghadiri acara Partai Masyarakat Eropa (European People’s Party/ EPP) pada tanggal 19 sampai 21 November 2019 di Zagreb, Kroasia.

“Pak Željko sebagai ketua partai Croatian Democratic Union/CDU akan membantu melobi partai-partai di Parlemen Eropa soal nasib 16 juta buruh sawit Indonesia,” kata pria yang disapaCakImin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (20/11).

Kroasia saat ini menjadi tuan rumah forum pertemuan partai-partai se-Eropa itu, dimana Indonesia diundang sebagai salah satu peserta. Agenda pertemuan itu fokus membicarakan masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.

“Sebagai tuan rumah, posisi tawar Kroasia tentu cukup kuat. Jadi saya minta dijembatani ke Uni Eropa. Sekaliankulonuwun, begitu,” kata CakImin.

Muhaimin menyampaikan ajakan untuk terus menjalin kerja sama dengan parlemen dan pemerintah Indonesia. Selain itu, secara khusus dia meminta Željko menjembatani Indonesia di dalam forum pertemuan EPP.

“Terutama dalam mengkomunikasikan kepentingan industri sawit kita dan bahan bakar hayati (biofuel)-nya,” kata CakImin.

Produk Minyak Kelapa Sawit dan turunannya (biofuelB20) dari Kelapa Sawit Indonesia diboikot Uni Eropa, dalam perundingan dagang IEU-CEPA, yang mencapai putaran kedelapan bulan Juni lalu.

Pelarangan itu dinilai tidakfair,karena minyak Kelapa Sawit adalah salah satu produk Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan (renewable energy).

CakImin mengatakan dari program B20 saja di tahun 2018-2019, Indonesia mengirit biaya impor solar sebesar Rp23 triliun. Lalu dengan B30, Indonesia bisa mengirit biaya impor solar sebesar Rp41 triliun.

“Tahun depan kita sudahmandatory. Uang itu bisa digeser untuk biaya sekolah, menambal BPJS dan lain-lain. Makanya saya akan melobi habis-habisan dalam forum pertemuan EPP itu supaya tidak dilarang. Doakan saja,” kata CakImin.

Baca Juga: Pemerintah Kantongi Rp23 T Dari Lelang Surat Utang Negara

Sumber: Antara
Editor: Aprianoor