Kendaraan Otonom

BYD Sebut Kendaraan Otonom Masih Mustahil Diterapkan Saat Ini

Pabrikan otomotif asal China, BYD, mengungkapkan bahwa saat ini kendaraan swakemudi atau otonom masih tergolong mustahil untuk diterapkan.

BYD mengungkapkan bahwa teknologi otonom masih mustahil diterapkan. Foto: dok. unsplashcom/mohammadfathollahi

apahabar.com, JAKARTA - Pabrikan otomotif asal China, BYD, mengungkapkan bahwa saat ini kendaraan swakemudi atau otonom masih tergolong mustahil untuk diterapkan.

Juru bicara BYD, Li Yunfei,  mempertanyakan teknologi tersebut dari sudut pandang etika, moral, dan keselamatan dan menyarankan bahwa teknologi mengemudi otonom hanyalah proposisi yang salah.

"Kami pikir teknologi swakemudi yang sepenuhnya terpisah dari manusia sangat, sangat jauh, dan pada dasarnya tidak mungkin," kata Li Yunfei dikutip dari Arena EV, Senin (24/4).

Ia juga beralasan bahwa masalah terbesar dari fitur otonom adalah keselamatan dan dia juga secara khusus berfokus pada rasa tanggung jawab atas kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Baca Juga: BYD Luncurkan Mobil Listrik Seharga Rp100 Jutaan, Simak Spesifikasinya!

Di negara asalnya, China, mengemudi secara otonom pada umumnya tidak diperbolehkan, hanya beberapa kota yang mengeluarkan izin khusus yang sangat terbatas.

Kebanyakan mobil otonom di Negeri Tirai Bambu hanya untuk layanan taksi dan untuk tujuan pengujian.

Di sisi lain, penyataan BYD bertolak belakang dengan para produsen otomotif lain yang tengah mengembangkan fitur-fitur istimewa dan terdepan untuk sebuah kendaraan, seperti yang dilakukan Tesla.

Hal itu jadi menarik ketika sudut pandang kedua perusahaan otomotif tersebut berbeda tentang subjek di mana salah satu dari mereka mempertaruhkan masa depannya.

Baca Juga: Hyundai Gandeng Qualcomm Kembangkan Pengontrol Mobil Otonom

Untuk diketahui, BYD baru-baru ini dinobatkan sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia berkat portofolio kendaraan hibrida listrik dan plug-in yang luas.

Sementara Tesla siap untuk melangkah lebih jauh dengan menurunkan harganya ke level impas.

Perusahaan asal Amerika Serikat itu tampaknya siap untuk tidak mengambil untung dari kendaraannya.

Pihak Tesla yakin akan menghasilkan cukup uang dari layanan langganan teknologi swakemudi.