Bupati Tapin Geram, Kontraktor Proyek Jalan di CLU-CLS Kerap Dibebani Pungutan Tak Resmi

Bupati Tapin H. Yamani menyoroti hambatan berulang dalam pembangunan infrastruktur, khususnya proyek jalan di wilayah Kecamatan CLU dan CLS.

Oleh Sandy
Bupati Tapin H Yamani saat memberikan sambutan di kegiatan Forum Group Discussion (FGD) di Pendopo Galuh Bastari Rantau. Foto: bakabar.com/Sandy

bakabar.com, RANTAU – Bupati Tapin, H Yamani, menyoroti hambatan berulang dalam pembangunan infrastruktur, khususnya proyek jalan di Kecamatan Candi Laras Utara (CLU) dan Candi Laras Selatan (CLS).

Salah satu isu utama yang mencuat adalah dugaan pungutan tidak resmi kepada pihak ketiga (kontraktor) oleh oknum tertentu. Imbasnya kontraktor mengalami kesulitan merealisasikan proyek.

"Kami sudah menerima laporan perihal oknum yang memanfaatkan pihak ketiga untuk memungut biaya material di CLU dan CLS," papar Yamani dalam Forum Group Discussion (FGD). bersama camat, kepala desa, dan pendamping desa di Pendopo Galuh Bastari, Rabu (2/7).

"Itulah yang membuat proyek di CLU dan CLS tak kunjung terealisasi. Ketika proyek tayang atau siap dikerjakan, pihak ketiga memilih mundur karena keberatan dengan kondisi di lapangan, terutama terkait pungutan tidak resmi," imbuhnya.

Tak hanya soal pungutan, Yamani juga menyoroti tantangan logistik yang dihadapi kontraktor ketika mengangkut material ke lokasi proyek di daerah terpencil tersebut.

Baca Juga: Jalan Baulin-Batalas-Teluk Haur Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Kian Geram

"Memang material itu harus diangkut berkali-kali. Dari tepi jalan, material diangkut menggunakan jukung (perahu), lalu dilangsir lagi memakai gerobak. Makanya kalau satuan harga material disamakan dengan wilayah kota, tentu pihak ketiga tidak sanggup," tukas Yamani.

Sebagai tindak lanjut, Pemkab Tapin sedang berupaya melakukan penyesuaian satuan harga agar lebih realistis dan sesuai dengan kondisi medan di lapangan.

Kemudian terkait keluhan masyarakat soal jalan yang belum diperbaiki selama bertahun-tahun di CLU, Yamani memastikan tim tenaga ahli masih melakukan survei teknis.

"Sekarang sedang proses survei dari tenaga ahli. Mereka juga mencatat kendala yang dihadapi, termasuk soal pungutan dari oknum warga. Bukan warga secara umum, tapi oknum saja yang mencoba mengambil keuntungan," beber Yamani.

"Sudah menjadi komitmen Pemkab Tapin dalam melakukan pembangunan infrastruktur yang adil dan merata hingga ke wilayah terpencil, meski harus menghadapi tantangan ekstra," tutupnya.