Kalsel

Bupati Tapin Dukung Art Folk Banua: Pameran Akbar Lukisan Se-Kalsel

apahabar.com, RANTAU – Pertama di Kabupaten Tapin, Art Folk Banua akan pamerkan 500 lukisan dari pelaku…

Oleh Syarif
Bupati Tapin, HM Arifin Arpan bersama Ketua Pelaksana Art Folk Banua, Fadilah berdiskusi tentang wacana event Art Folk Banua. Foto-Istimewa

apahabar.com, RANTAU – Pertama di Kabupaten Tapin, Art Folk Banua akan pamerkan 500 lukisan dari pelaku seni rupa Banua sebutan Kalimantan Selatan.

Bupati Tapin, HM Arifin Arpan mendukung penuh kegiatan yang dilaksanakan oleh muda mudi Tapin yang tergabung dalam organisasi Gerakan Lestari Seni (Gelas) Budaya Tapin bersama Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan (IPKS).

“Kita mendukung kegiatan itu. Namun di tengah pandemi ini, koordinasikan dengan Gugus Tugas Covid-19 Tapin,” ujarnya saat berdiskusi dengan ketua pelaksana Art Folk Banua, Kamis (22/10).

Ketua Pelaksana Art Folk Banua, Fadilah berterima kasih kepada Bupati Tapin telah merestui kegiatan kepemudaan yang direncanakan digelar pada 27-30 Desember 2020 di Pendopo Rantau Baru.

“Luar biasa, Bupati sekaligus tokoh masyarakat Tapin itu mendukung kegiatan kita. Pastinya akan kita (panitia) berikan yang terbaik untuk Tapin,” ujarnya.

Tampilan desain 3D bentuk lapangan di event Art Folk Banua nanti ada display lukisan serta bilik tampilan sponsor serta panggung di gedung Pendopo Rantau Baru. Desain oleh Rija Hafizie Hasbi anggota IPKS. Foto-Istimewa

Fadilah menceritakan kegiatan pameran itu tidak hanya menampilkan lukisan namun juga akan menampilkan kesenian rakyat Tapin.

“Kita juga akan menampilkan kerajinan tangan misalnya, anyaman purun dan alat atau peraga kesenian kebudayaan Tapin, misalnya panting, kangkurung, langgatan dan lainnya,” jelasnya.

Kegiatan itu, kata Fadilah sebagai rangsangan ekonomi di sektor pariwisata seni budaya di Tapin sekaligus menciptakan atmosfer baru misalnya ruang diskusi tentang seni rupa.

“Tapin cukup modal untuk sektor parawisata seni budaya karena kesenian di Kalsel katanya hampir 75 persen berasal dari Tapin. Selain itu bukan tak bisa move on dari masa lalu, kami rasa kesenian kebudayaan masa lalu itu sebagai pengingat di era sekarang tentang siapa kita? Jati diri sebagai warga Banua yang dulu diperjuangkan berdarah darah ,” ujarnya.

Art Folk Banua itu bermula dari ajakan IPKS yang berencana menggulir event itu di setiap Kabupaten kota di Kalsel. Fadilah mengatakan suatu kehormatan untuk Tapin ditunjuk sebagai tuan rumah pertama untuk acara itu oleh IPKS.

“Event ini sejarah untuk Tapin. Seharusnya apabila cinta tanah air dan Banua ini, sponsor yang nantinya kami berikan proposal bisa membantu hingga terlaksananya event ini. Bukannya bilang kalau gak kasih bantuan gak cinta ya, mungkin ada hal lain,” ujar pemuda berambut gondrong itu dengan goyonannya.

Dengan tema ‘Manyanggul Banua Ke Bumi Ruhui Rahayu’ panitia mengharapkan dapat memunculkan romantisme ; rasa cinta kebersamaan, saling memahami antar masyarakat Banua sebutan Kalsel itu.

“Keren juga di tengah hiruk pikuk berbangsa dan bernegara, kesenian hadir sebagai refleksi khususnya di Banua ini, yang bisa dikatakan kulturnya agamis tempat lahirnya para datu ulama ulama bahari,” ujarnya.

Terkait event di tengah pandemi Covid-19, Fadilah mengatakan akan menjalankan sesuai protokol kesehatan.

“Kita coba perlahan, saat ini berbagai event misalnya di Sidoarjo Jawa Timur kemarin sudah bisa melaksankan event Pameran Lukis Akbar Nasional 1. Dan juga pertemuan tatap muka yang mengumpulkan banyak orang juga dilakukan dengan protokol. Saya rasa kita pun bisa menggelar Art Folk Banua dengan protokol kesehatan Covid-19,” ujarnya.