Penyaluran Kredit Bank

BUMN Dominasi Penyaluran Kredit Bank, Tembus Rp6.903 Triliun!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit dari industri perbankan mencapai Rp 6.903 triliun atau mengalami pertumbuhan 8,99 persen secara tahunan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit dari industri perbankan mencapai Rp 6.903 triliun atau mengalami pertumbuhan 8,99 persen secara tahunan (yoy) per Oktober 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menilai kondisi tersebut mengindikasikan kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga.

"Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit tercatat 8,99 persen yoy di mana September adalah 8,96 persen (yoy)," katanya dalam konferensi pers, Senin (4/12).

Baca Juga: OJK Klaim Pasar Saham RI Menguat di November 2023

Dian mengatakan pertumbuhan kredit hingga Oktober 2023 ditopang oleh kredit investasi sebesar 10,22 persen (yoy). Sedangkan, ditinjau dari kepemilikan, bank BUMN disebut menjadi kontributor pertumbuhan kredit terbesar yaitu 11,76 persen (yoy).

"Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Oktober 2023 tercatat sebesar 3,43 persen yoy, sementara September tercatat sekitar 6,54 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 8.198,80 triliun. Deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 5,66 persen yoy," jelasnya.

Sampai Oktober 2023, likuiditas industri perbankan disebut dalam level memadai dengan rasio likuiditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan.

Baca Juga: OJK Khawatirkan Kasus Korupsi Pengaruhi Integritas Industri Jasa Keuangan

Rasio alat likuid kepada non core deposit (AL/NCD) dan alat likuid kepada DPK (AL/DPK) masing-masing naik menjadi 117,21 persen dan 26,36 persen. Sedangkan September 25,83 persen, atau jauh di atas trashhold. Masing-masing di atas 50 persen dan 10 persen.

Namun, Dian melaporkan, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77 persen pada Oktober 2023, dan NPL gross sebesar 2,42 persen.

Dian mengatakan OJK telah melakukan survei yang menunjukkan volatilitas ekonomi global tidak berpengaruh terhadap kondisi perbankan domestik.

"Responden memperkirakan kinerja perbankan akan terjaga baik, kredit akan terjaga baik dan laba juga akan terjaga," pungkasnya.