Tak Berkategori

Bumbu Racikan Jadi Incaran Jelang Lebaran

apahabar.com, BANJARMASIN – Menjelang hari raya Idul Fitri tidak hanya permintaan bahan sembako yang terus meningkat,…

Salah satu produsen bumbu racikan, Rusdi Rahmat. Foto-AHC09 for apahabar.com

apahabar.com, BANJARMASIN - Menjelang hari raya Idul Fitri tidak hanya permintaan bahan sembako yang terus meningkat, namun juga pada bumbu racikan masakan khas Indonesia. Salah satu produsen bumbu racikan, Rusdi Rahmat. Ia mengakui permintaan konsumen meningkat sejak awal Ramadan hingga mendekati lebaran.

"Iya meningkat. sudah beberapa hari ini kami mengolah bumbu dari pagi hingga ke malam," ucap Rusdi saatapahabar.commenyambangi kediamannya di Jalan Sutoyo S Gang Rahayu, Senin (03/6) Sore.

Rusdi mengaku tidak memiliki karyawan, ia hanya mengerjakannya berdua bersama sang istri, Kumi Ati. Mereka menerima pemesanan bumbu seperti Sop, Merah, Karih dan terkadang bumbu Rawon saat perayaan Hari Raya Idul Adha.

Lebih lanjut, ia mengatakan tidak menerima pemesanan dari jauh-jauh hari. Konsumen harus datang langsung ke tempat dan ia tidak membatasi jumlah pembelian.

"Dulu sempat dicatat siapa saja yang memesan, tapi karna kami cuma berdua ada beberapa pelanggan yang tidak tercatat lalu mereka protes," akunya

Meskipun hanya berdua, tahun ini ia cukup terbantu dengan alat pengaduk buatannya yang mampu meringankan pekerjaannya. Alat pengaduk tersebut ia rakit sendiri dengan alat seadanya.

"Awalnya saya lihat di youtube, ada orang bikin alat untuk mengaduk dodol. Lalu saya coba-coba bikin sendiri ternyata bisa dan hasilnya juga merata," ungkapnya

Saat proses pengolahan bumbu, Rusdi mengatakan dalam sehari mampu menghabiskan 100 kg bawang merah dan putih, 150 Liter Minyak Goreng, dan 10 Liter Minyak gas untuk 2 buah kompor, serta 3 karung cabai merah dalam seminggu.

"Bawang merah sekitar 50 kg, bawang putih sekitar 40 kg, Lombok Ambulu yang kami ambil langsung dari produsen pertama," sebutnya

Proses pengolahan akunya terbilang cukup lama, dimulai dari proses menggiling hingga memasak bumbu mentah. Saat lebaran seperti ini, untuk satu panci bisa memuat bumbu hingga 20 kg.

"kalau menggiling sebentar saja sekitar setengah jam, tapi proses masaknya yang lama hingga berjam-jam. Kami ingin memastikan bumbu benar-benar masak agar tahan lama, kan tidak pakai pengawet," imbuhnya

Menurut Rusdi, beberapa pelanggan ada yang mengatakan bumbu racikan mereka bisa tahan hingga enam bulan ketika disimpan di kulkas. Namun Rusdi sendiri tidak pernah mencobanya, karena bumbu racikan yang mereka olah selalu habis terjual setelah dimasak.

"banyak pelanggan dari luar kota bahkan pernah ada yang membawa bumbu ini keluar negeri, aman-aman saja asal disimpan di kulkas. Kalau diluar kulkas mungkin bertahan sekitar seminggu saja.," tuturnya

Mengelola bisnis bumbu racikan selama puluhan tahun, ia mengaku tetap mengutamakan kualitas. Meskipun menurutnya saat ini sudah memiliki banyak pesaing dan terkadang terkendala harga bahan pokok yang tinggi.

"kami mulainya tahun 1994, kemudian sempat berhenti saat krisis moneter tahun 1998. Lalu sepuluh tahun kemudian balik lagi ke bisnis ini. Untuk rasa dan kualitas kami jamin tidak berubah," katanya

Selain menjual langsung di rumahnya, sang istri Kumi Ati juga menjual bumbu racikannya di Pasar Sederhana Banjarmasin. Untuk harga ia mengaku tidak mengalami perubahan setiap tahunnya, hanya ketika harga bahan pokok naik saja.

"kalau biasa 55 ribu, tapi dua hari ini kami jual 60 ribu. Naik harganya bukan karena lebaran ya , tapi karena memang harga bawang dan lainnya lagi naik," tutupnya.

Baca Juga: Paman Birin Masih Mendamba Kalsel Jadi Ibukota Negara

Baca Juga: Paman Birin Masih Mendamba Kalsel Jadi Ibukota Negara

Reporter: AHC09
Editor: Syarif