Kalteng

Bulog: Stok Bahan Pokok di Kalteng Aman Beberapa Bulan ke Depan

apahabar.com, PALANGKARAYA – Badan Urusan Logistik (Bulog) Regional Kalimantan Tengah (Kalteng) memastikan stok bahan pokok untuk…

Ilustrasi pasar bahan poko. Foto – Net

apahabar.com, PALANGKARAYA - Badan Urusan Logistik (Bulog) Regional Kalimantan Tengah (Kalteng) memastikan stok bahan pokok untuk provinsi setempat aman hingga beberapa bulan ke depan, dan apabila dianggap kurang akan langsung didatangkan dari daerah lain.

Dilansir Antara, Kepala Bulog Kalteng, Eko Hari Kunchayo, mengatakan ketersediaan bahan pokok jenis beras ada sekitar 90 ribu ton dan diperkirakan mampu bertahan serta mencukupi kebutuhan masyarakat di provinsi ini selama 10 bulan ke depan.

Baca Juga: Nilai Rupiah 'Lemah' Penyebab Impor di Kalsel Turun Drastis hingga 27,10 Persen

“Kalau untuk gula ada sekitar 50 ribu ton, dan 36 ton lagi sedang dalam perjalanan dari daerah lain. Minyak goreng ada tersedia sekitar 25 ribu ton, dan daging beku 30 ton,” katanya di Palangkaraya, Sabtu (29/6/2019).

Sementara untuk komoditas bawang, baik bawang merah maupun putih, Bulog Kalteng tidak berani menyimpan terlalu banyak, karena sangat sensitif atau mudah busuk jika disimpan kelamaan. Untuk itu, BulogKalteng akan mendatangkan komoditas bawang apabila bahan pangan yang satu ini hanya akan ditambah apabila permintaan di pasaran meningkat.

Meski begitu, Eko memastikan ketersediaan bawang merah maupun putih di Bulog Kalteng mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Kalteng. Apabila terjadi kenaikan harga terhadap komoditas tersebut, Bulog Kalteng akan melakukan operasi pasar agar tetap terkendali.

“Jadi, bawang hanya akan ditambah misalkan ada potensi kenaikan harga, sehingga penyalurannya ke pasaran mampu menekan kenaikan,” tegasnya.

Mengenai antusiasime masyarakat Palangkaraya terhadap ayam beku, Kepala Bulog Divre Kalteng itu mengakui ada penurunan dibandingkan beberapa bulan terakhir. Penurunan antusias tersebut diperkirakan stabil dan cenderung turunnya harga daging ayam segar di pasaran.

Dia mengatakan masyarakat sampai sekarang ini lebih cenderung menyenangi daging ayam segar dibandingkan beku. Hanya, apabila harga daging ayam segar mahal, biasanya masyarakat memilih membeli daging ayam beku.

“Biarpun ada penurunan pembeli ayam beku, kami tetap menyediakan ayam beku agar harga ayam segar di pasaran tetap terkendali. Yang dilihat tidak hanya soal antusias masyarakat, tapi lebih kepada pengendalian harga. Begitu juga dengan bahan pokok yang lainnya,” pungkas Eko.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi China Picu Naiknya Nilai Ekspor Kalsel hingga 3,11 Persen

Sumber: Antara
Editor: Aprianoor