Bukan Uang, Ini 3 Prioritas Generasi Z dalam Pekerjaan

Kalau ditanya soal tujuan bekerja, barangkali Anda menjawab untuk mendapatkan uang. Ternyata, generasi Z punya pendapat berbeda soal prioritas dalam pekerjaan.

Generasi Z di dunia kerja. (Foto: Freepik)

apahabar.com, JAKARTA - Kalau ditanya soal tujuan bekerja, barangkali Anda bakal menjawab untuk mendapatkan uang, bukan? Rupanya, generasi Z punya pendapat berbeda soal prioritas dalam pekerjaan.

Alih-alih mengutamakan pendapatan, survei National Society of High School Scholars (NSHSS) pada 2022 justru mengemukakan bahwa generasi kelahiran 1997 sampai 2012 itu cenderung mementingkan tiga aspek: kesetaraan, pelatihan langsung, dan mempelajari hal baru.

Kesetaraan Tanpa Diskriminasi

Sebanyak 22 persen generasi Z yang disurvei mengaku ketidaksetaraan rasial dan diskriminasi memengaruhi pilihan karier. Mereka lebih memilih bekerja di perusahaan yang memprioritaskan perlakuan setara untuk semua karyawan, tanpa memandang ras maupun jenis kelamin.

“Generasi Z ingin tempat kerjanya memberikan kesempatan bagi semua orang, memberikan pelatihan, dan lingkungan keragaman, dan inklusivitas,” ungkap Presiden NSHSS, Lewis, dikutip dari nhss.org, Selasa (15/11).

Tak cuma kesetaraan, generasi Z juga berkeinginan memberi dampak bagi lingkungan di sekitar mereka. Dengan kata lain, ada kecenderungan untuk mencari pekerjaan yang dapat memenuhi tanggung jawab sosial.

Hasil serupa juga diungkapkan oleh survei The Randstand. Hampir 50 persen generasi Z yang disurvei menyatakan enggan menerima pekerjaan di perusahaan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keadilan sosial.

Survei tersebut juga membuktikan bahwa dua dari lima anak muda yang disurvei merasa tidak keberatan bila mendapat gaji lebih sedikit, asalkan pekerjaan yang dilakoni dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia.

‘Terjun’ Langsung

Survei NHSS selanjutnya membuktikan bahwa 63 persen generasi Z ingin mendapa pelatihan langsung dari atasan. Adapun langsung yang dimaksud ialah benar-benar terjun ke lapangan, bukan sekadar pelatihan daring.

Malahan, hasil survei menemukan bahwa generasi Z tak suka melakukan pekerjaan remote alias bekerja secara daring. Mereka memiliki kecenderungan untuk menjajal langsung dunia kerja.

“Kami menemukan, pada generasi karyawan, pemberi kerja, dan pemimpin masa depan ini, mereka tidak ingin bekerja dari rumah,” beber Lewis. Dalihnya, generasi Z ingin punya banyak pengalaman di kantor. Dengan begitu, mereka dapat bekerja keras dan belajar dari rekan atau atasan.

Belajar Hal Baru

Survei NHSS juga menemukan bahwa generasi Z cenderung memprioritaskan kesempatan untuk terus belajar, alih-alih tergiur kontrak permanen semata. Mereka lebih mementingkan jenjang karier ke depannya.

Sebanyak 67 persen generasi Z mengaku ingin bekerja di perusahaan yang memberi mereka kesempatan untuk mempelajari keterampilan. “Anak-anak muda ini memiliki kecintaan untuk belajar. Dan mereka belajar lebih cepat dari generasi sebelumnya," ujar Lewis.

Itulah sedikitnya tiga hal yang menjadi prioritas generasi Z dalam pekerjaan. Kalau untuk Anda sendiri, faktor apa yang lebih diutamakan?