Tak Berkategori

Bukan Hanya Pengaron, Luapan Riam Kiwa Juga Rendam Desa di Astambul

apahabar.com, ASTAMBUL – Tak hanya merendam beberapa desa di Kecamatan Pengaron, meluapnya Sungai Riam Kiwa juga…

Jalan utama Desa Jati Batu terputus akibat banjir, pengendara harus memutar balik. Foto – apahabar.com/hendra

apahabar.com, ASTAMBUL - Tak hanya merendam beberapa desa di Kecamatan Pengaron, meluapnya Sungai Riam Kiwa juga merendam Desa Jati Baru, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kamis (6/2). Bahkan, Jalan utama Desa Jati Baru di RT 03 terputus lantaran amblas diterjang banjir tersebut.

Seorang penjual makanan ringan asal Cempaka Banjarbaru, Zainal, terpaksa memutar arah, setelah melihat jalan tidak bisa dilalui akibat banjir.

"Rencana mau ke Pasar Jati, melihat jalan tidak bisa dilalui, mau tidak mau harus memutar jalan lain," tuturnya.

Pun demikian di RT 02, juga ada beberapa jalan yang digenangi banjir. Sebagian besar rumah warga terendam, meskipun hanya sedikit rumah warga yang lantainya terendam banjir.

Kepala Desa Jati Baru, Muhammad Syamsuni menuturkan, banjir di desanya sudah jadi langganan tiap tahun.

Warga Desa Jati Baru terlihat biasa menghadapi banjir. Malah anak-anak tidak takut bermain. Sebagian warga juga memanfaatkan banjir untuk mencuci kendaraan.

Ia menjelaskan, banjir sudah terjadi sekitar empat hari belakangan, disebabkan intensitas hujan yang tinggi.

"Selama jalan tidak bisa dilalui, selama itu juga warga harus memutar di jalan lain," katanya.

Pantauan di lokasi banjir, warga terlihat tidak merasa takut dengan banjir tersebut karena sudah menjadi kebiasaan tiap musim hujan. Bahkan anak-anak banyak yang bermain di jalan yang banjir.

Sebagian warga juga memanfaatkan air banjir untuk mencuci kendaraan mereka.

"Kepada warga agar selalu waspada, takutnya kalau Sungai Riam Kiwa mendadak naik akibat kiriman di hulu," imbau Syamsuni.

Baca Juga:Ruang Kelas Kebanjiran, Siswa MA Al-Kautsar Belajar di Dalam Masjid

Baca Juga:Kotak Amal Berizin di Banjarmasin Ditandai Stiker

Reporter: ahc22Editor: Muhammad Bulkini