Buah Kerja Bersama, Batola Akhirnya Sandang Predikat KLA Kategori Madya

Setelah melewati beragam upaya dan evaluasi, predikat Barito Kuala (Batola) sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) naik dari kategori pratama menjadi madya.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, dalam Malam Penganugerahan KLA 2023 yang diselenggarakan secara hybrid, Jumat (22/7). Foto: Kementerian PPPA

apahabar.com, MARABAHAN - Setelah melewati beragam upaya dan evaluasi, predikat Barito Kuala (Batola) sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) naik dari kategori pratama menjadi madya.

Kenaikan tingkat tersebut diumumkan dalam Malam Penganugerahan KLA 2023 yang diselenggarakan secara hybrid, Jumat (22/7).

Batola yang sudah dua tahun berturut-turut menyandang predikat pratama, akhirnya dinyatakan naik kelas menjadi madya.

Dilansir dari siaran pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), total 360 kabupaten/kota yang menerima penghargaan KLA.

19 di antaranya berhak atas kategori utama, 76 kategori nindya, 130 kategori madya, dan 135 kategori pratama.

KemenPPPA juga menganugerahkan predikat Provinsi Layak Anak (Provila) kepada 14 provinsi. Di antaranya Bali, Banten, DI Yogyakarta, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan.

Peningkatan yang dicapai Batola dan kabupaten/kota lain, mendapat kredit positif dari Menteri PPPA Bintang Puspayoga.

Apalagi sebelumnya Pemkab Batola telah mengevaluasi KLA yang dilakukan secara mandiri mulai Februari hingga Maret 2023, verifikasi administrasi sampai tahap pembuktian melalui verfikasi hybrid dan verfikasi lapangan.

Baca Juga: Menyelonong Tanpa Izin, Reklame Rokok di Marabahan Dibongkar Gugus Tugas KLA Batola

Adapun evaluasi KLA oleh KemenPPPA dilakukan dengan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait, pakar anak, perguruan tinggi, serta mendengarkan aspirasi anak terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus.

"Penghargaan KLA 2023 menunjukkan peningkatan yang cukup tajam di masing-masing kategori dari tahun sebelumnya," papar Bintang.

"Hal tersebut mencerminkan komitmen dan keseriusan pemimpin daerah dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan perwujudan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak di wilayah masing-masing," imbuhnya.

Namun demikian, Bintang juga menekankan bahwa Penghargaan KLA menjadi cambuk penyemangat daerah untuk bekerja lebih keras dalam melindungi kelompok anak, sekaligus memastikan pemenuhan hak.

Terlebih penghargaan KLA tersebut menjadi penunjang Indonesia Layak Anak (Idola) 2030, serta Indonesia Emas 2045.

"Peningkatan capaian yang menggembirakan bukan tujuan akhir, tetapi proses dan penyemangat untuk semakin maju dalam memperjuangkan pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak," tegas Bintang.

"Saya berharap daerah yang berhasil mendapatkan prestasi terbaik, juga dapat menginspirasi dan membagikan praktik-praktik baik untuk daerah lain yang sama-sama sedang berjuang menuju KLA," imbuhnya.