Kenaikan Inflasi Global

BPS Ungkap Enam Pemicu Kenaikkan Inflasi Global di 2022

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan enam pemicu kenaikkan inflasi global di 2022.

Ilustrasi Inflasi. Foto:-net

apahabar.com, JAKARTA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengungkapkan enam pemicu kenaikkan inflasi global di 2022.

“kalau kita tengok sepanjang 2022, kita lihat ada beberapa penyebab kenaikan inflasi,” ujar Margo dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi dan Percepatan Realisasi Belanja Daerah yang dipimpin Menteri Dalam Negeri (Mendagri) secara daring, Senin (5/12).

Berdasarkan pemaparannya, pemicu pertama dalam kenaikan inflasi adalah perang yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia.

Perang fisik yang terjadi antara kedua negara tersebut, menyebabkan terjadinya efek domino pada banyak sektor.

Kondisi itu akhirnya memperparah perekonomian yang belum pulih dari dampak pandemi.

“Kemudian adanya restriksi (pembatasan) bahan pangan dan pupuk dari negara produsen,” kata Margo.

Akibat dari perang fisik Rusia dengan Ukraina, menyebabkan konflik geopolitik yang berimbas pada kebijakan restriksi atau penahanan ekspor pupuk dari negara produsen.

Salah satu negara produsen pupuk terbesar di dunia, Rusia, membuat kebijakan untuk membatasi ekspornya.

Kebijakan Rusia itu berpengaruh pada rantai pasok kebutuhan pupuk di beberapa negara.

Selain itu, Ukraina yang termasuk pengekspor pangan terbesar, untuk komoditas gandum, juga membatasi kegiatan ekspornya.

“Ketidakpastian geopolitik global direspon oleh berbagai kebijakan restriksi pangan dan pupuk,” ungkap Margo.

Selain itu, banyaknya negara yang memiliki nilai inflasi tinggi, menyebabkan bank sentral dari negara masing-masing merespon dengan menaikkan suku bunga.

“Kenaikan suku bunga yang merupakan respon dari berbagai negara yang memiliki nilai inflasi yang tinggi ini bisa menyebabkan capital outflow pada beberapa negara berkembang,” papar Margo.

Capital outflow menyebabkan aliran modal asing keluar dari Indonesia.

Hal itu akan memberi dampak pada perekonomian nergara, salah satunya adalah pengaruhnya terhadap nilai mata uang.

“Kemudian, terjadinya krisis pada pangan dan energi, juga menjadi pemicu kenaikan inflasi,” ucap Margo.

Permasalahan yang geopilitik menyebabkan masalah rantai pasok pada pangan dan energi.

Hilangnya pasokan pada rantai pasok tersebut berimbas pada kenaikan harga komoditas energi, terutama nilai minyak dunia.

“Potensi terjadinya stagflasi terutama pada beberapa negara berkembang,” kata Margo.

Stagflasi merupakan dampak dari pertumbuhan ekonomi negara yang melandai, diikuti dengan kenaikan nilai inflasi.

“Pemicu terakhir adalah peningkatan nilai hutang global,” tutur Margo.

Banyak negara saat ini, memiliki jumlah hutang yang sangat tinggi, tapi tingkat bunga yang harus dibayarkan juga ikut meningkat.

Hal itu menyebabkan banyaknya negara yang tidak sanggup untuk membayar dan mengalami kebangkrutan.

“Tapi, Indonesia jika dibandingkan dengan negara G20, masih tergolong rendah, sehingga masih termasuk aman,” ujar Margo.