BBM Satu Harga

BPH Migas: Penyaluran BBM Harus Tepat Sasaran hingga Kawasan 3T

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menerakankan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) harus tepat sasaran. Hal itu perlu dilakukan guna memberi

Ilustrasi BBM Satu Harga. Foto: Dok. Setpres

apahabar.com, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menerakankan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) harus tepat sasaran.

Hal itu perlu dilakukan guna memberikan dukungan bagi geliat perekonomian masyaraat di wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) di Indonesia secara maksimal.

"Tujuan BBM Satu Harga adalah mendekatkan masyarakat dengan infrastruktur BBM yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Kalau dulu, masyarakat harus jauh sekali untuk membeli BBM, sekarang sudah ada di sekitar mereka," kata Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman dalam keterangannya dikutip Minggu (26/11).

Baca Juga: Langkah Membumi Festival Perkuat Misi Ekonomi Hijau

Baca Juga: 51 Penyalur BBM Satu Harga Bakal Diresmikan, Ini Sebaran Lokasinya

Saleh menekankan pengawasan pendistribusian BBM yang tepat sasaran bukan hal mudah. Karena itu, diperlukan kerja sama yang melibatkan pemerintah daerah, aparat penegak hukum, bada usaha penugasan, masyarakat.

Pihak terkait lainnya yang menjadi sasaran penerima manfaat BBM Satu Harga juga perlu dilibatkan seperti unsur transportasi umum, kendaraan roda dua, UMKM, petani, nelayan, dan pelayanan umum.

Ia menilai masyarakat perlu memiliki kesadaran tentang hak subsidi yang diterimanya. Sebab, BBM Satu Harga digunakan untuk hal-hal produktif guna meningkatkan nilai tambah di masyarakat.

"Hal penting juga adalah partisipasi masyarakat melaporkan ke pihak berwajib atau ke Helpdesk BPH Migas melalui WA di nomor 081230000136," jelasnya.

Baca Juga: Program BBM Satu Harga, BPH Migas Siap Bantu Pemerintah

Baca Juga: Kebijakan BBM Satu Harga Telah Menjangkau 423 titik

Sementara itu, anggota Komite BPH Migas Basuki Trikora Putra mengharapkan putra daerah dapat berpartisipasi aktif mendorong pembangunan BBM Satu Harga dengan cara melakukan investasi untuk membangun wilayahnya.

Dukungan investasi tersebut dilakukan untuk membangun wilayah 3T dengna mendorong perekonomian di daerah. Sebab, masyarakat memiliki hak menerima manfaat BBM bersubsidi, baik Pertalite maupun Solar. Dengan begitu, perekonomian lokal, khususnya di kawasan 3T akan tumbuh seperti kota lainnya.

"Melalui ketersediaan BBM subsidi, kegiatan ekonomi dapat didukung dengan baik, serta transportasi masyarakat juga berjalan baik. Distribusi hasil bumi dan perikanan dapat dibawa keluar daerah 3T, sehingga perekonomian akan bergulir dan tumbuh. Itulah yang diharapkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya di daerah-daerah seperti Jawa, tetapi juga wilayah 3T," pungkasnya.