BPBD Tabalong Perkuat Desa Tangguh Bencana

Untuk mencegah adanya korban jiwa jika terjadi bencana, BPBD Tabalong terus melakukan edukasi ke masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabalong, Haris Fakhrozi, saat diwawancarai awak media. Foto - bakabar.com/M Al Amin

bakabar.com, TANJUNG - Untuk mencegah adanya korban jiwa jika terjadi bencana, BPBD Tabalong terus melakukan edukasi ke masyarakat.

Seiring edukasi kesiapsiagaan bencana kepada siswa-siswa di sekolah mulai SD, SMP dan SMA sederajat serta pondok pesantren, BPBD Tabalong juga menggalakan pembentukan desa tangguh bencana (Destana).

Saat ini sudah ada 3 desa tangguh bencana, yaitu Desa Jirak di Kecamatan Pugaan, Desa Binturu di Kecamatan Kelua dan Desa Banyu Tajun di Kecamatan Tanjung.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabalong, Haris Fakhrozi, mengatakan, ke desa itu merupakan desa yang berpotensi terjadi banjir.

"Di sana kami memberikan edukasi menghadapi banjir, menggugah kepedulian masyarakat, relawan, tokoh-tokoh agama, perangkat desa, bahwa bencana itu urusan bersama," katanya baru-baru tadi.

Dijelaskan Haris, di ketiga desa itu pihaknya baru menyampaikan teori terkait apa yang dilakukan jika terjadi banjir.

"Saat itu kami memberikan edukasi bahwa mereka  adalah relawan. Relawan itu mampu, peduli secara sukarela dan ikhlas membantu pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bencana," bebernya.

"Baik itu pada saat bencana,keadaan darurat maupun pasca-bencana," sambung Haris.

Usai melakukan teori, ke depan BPBD Tabalong akan kembali mendatangi ketiga desa itu untuk melaksanakan simulasi terjadinya bencana.

"Nanti kami akan datang lagi ke ke desa tersebut untuk melakukan simulasi bencana," ucapnya.

Sebelumnya simulasi pasca-bencana telah dilakukan di Desa Nawin Kecamatan Haruai dan Desa Binturu Kecamatan Kelua.

Saat simulasi dibunyikan peringatan dininya, apa langkah-langkah masyarakat menuju titik kumpul yang sudah dipasang tandanya.

Lalu mereka diarahkan ke tempat pengungsian yang tempatnya dibuat seolah-olah benar tempat pengungsian yang menyediakan tenda, makannya dan lainnya.

"Jadi masyarakat menjadi korban bencana ini betul-betul dilayani relawan melalui koordinator BPBD, termasuk TNI dan Polri. Di sana kita berikan trauma heling bagi anak-anak," jelas Haris.

Selain 3 desa yang telah dibentuk Destana, ada 2 desa lagi yang mengundang BPBD untuk diberikan edukasi tanggap bencana, yaitu Desa Solan di Kecamatan Jaro dan Desa Sungai Hanyar di Kecamatan Banua Lawas.

"Dua desa itu telah mengundang BPBD untuk memberikan edukasi, sosialisasi dan literasi ke masyarakatnya terkait kebencanaan menggunakan anggaran desanya," pungkas Haris.