Kalsel

BPBD Kalsel Ungkap Biang Kerok Banjir di Amuntai HSU

apahabar.com, BANJARBARU – BPBD mengungkap sejumlah alasan mengapa banjir di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)…

BAJUKUNG DADAKAN: Jajaran musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Hulu Sungai Utara terpaksa menggunakan jukung untuk menyerahkan sejumlah bantuan karena akses jalan menuju Desa Danau Teratai, dan Desa Murung Padang, Kecamatan Banjar, terendam banjir. Foto diambil pada Senin, 10 Februari, sekitar pukul 15.00. Foto: Iptu Kamaruddin for apahabar.com

apahabar.com, BANJARBARU – BPBD mengungkap sejumlah alasan mengapa banjir di Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sulit surut.

Sejauh pantauan BPBD, Amuntai mendapat ‘sumbangan’ air dari dua wilayah di atasnya, yakni Tabalong, dan Balangan.

BREAKING NEWS: 5.757 Rumah Terendam, Amuntai HSU Darurat Banjir!

“Amuntai banjir karena air kiriman dari Sungai Tabalong dan Balangan, karena kalau 2 daerah ini banjir maka Amuntai banjir,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel, Wahyuddin kepada apahabar.com, Senin (10/2) siang.

Banjir yang menerjang Amuntai tergolong sebagai salah satu yang terparah di Kalsel.

“Untuk banjir di Amuntai ini agak lama banjirnya karena daerahnya datar. Sementara ini banjir di sana ketinggian 1 meter lebih,” terangnya.

Akan tetapi, lanjutnya, sampai saat ini di Amuntai belum ada laporan pengungsian. Aktifitas warga, sebut BPBD, masih normal walau rumah mereka terendam.

Banjir di Amuntai, kata dia, bisa saja dicegah. Asal pemerintah daerah sigap melakukan upaya pencegahan, seperti normalisasi sungai.

“Sungai di Amuntai sudah lama tidak dinormalisasi sehingga terjadi banjir tiap tahun. Seharusnya bisa dicegah dengan normalisasi di HSU, karena di HSU ini merupakan pertemuan dua sungai dari daerah Tabalong dan Balangan,” jelasnya.

Sehingga jika terjadi hujan di Tabalong, dan Balangan, maka sudah pasti HSU akan ikut kebanjiran. “Tapi kalau hanya satu daerah atas saja yang banjir, Amuntai tidak banjir,” terangnya.

Untuk saat ini, BPBD Kalsel telah turun ke lokasi terdampak untuk melakukan kajian cepat.

“Air di Amuntai baru naik, ini tim Kami bergerak ke sana melakukan kajian cepat guna perhitungan kerugian dan kerusakan,” ungkap Ujud, sapaannya.

Dari catatan BPBD, sejumlah desa di Kabupaten HSU kerepotan akibat banjir. Rinciannya, pada Senin (10/2), antara lain Desa Sungai Sandung, Kecamatan Sungai Pandan. Akibat banjir 36 rumah warga terendam, dan berdampak pada 29 kepala keluarga yang berisi 56 jiwa.

Masih di kecamatan yang sama, banjir juga menerjang Desa Teluk Betung. Sebanyak 18 rumah milik 17 KK yang berisi 28 jiwa terendam.

Sementara, di Desa Pandulangan banjir merendam 12 rumah milik 13 KK 23 Jiwa. Dan terakhir, di Desa Sungai Tabukan dengan total rumah yang terendam mencapai 7 unit, dengan 7 KK dan 18 jiwa.

“Ini data update sementara dari kami, informasi terbaru akan disampaikan terus,” Ujud mengakhiri.

Evakuasi Tahanan

Polisi harus mengevakuasi 44 tahanan mereka ke lembaga permasyarakatan setempat lantaran banjir tak kunjung surut.

“Mako [Mapolres] Kita dan tempat tinggal asrama ketinggian air sudah sekitar 40 cm,” ujar Kapolres Hulu Sungai Utara AKBP Ahmad Arif Sopiyan didampingi Kasat Reskrim Iptu Kamarudin dihubungi apahabar.com, Senin (10/2) siang.

Pemindahan tahanan guna mengantisipasi serangan penyakit ke para tahanan. Para tahanan dievakuasi mulai Minggu (9/2), berlangsung lancar dengan pengawalan petugas keamanan.

“Kami titip di lembaga sampai banjir mereda karena kasian MCK tahanan gak bisa dipergunakan, kami takut mereka terkena penyakit,” jelas Kamaruddin.

Baca Juga:Banjir di Sekumpul, Warga Cemas Terjadi Saat Haul

Baca Juga:Ayah-Anak Meninggal Tersetrum Saat Banjir, Warga Berharap Pemerintah Beri Perhatian

Baca Juga:Jenazah Datang, Anak Korban Tersetrum Saat Banjir di Martapura Pingsan

Baca Juga:Banjir Martapura Makan Korban, Bapak-Anak Tewas Tersetrum

Reporter: Nurul Mufidah/Riyad Dafhi R
Editor: Fariz Fadhillah