Bencana Alam

BPBD Catat 177 Bencana Alam di Cianjur Sepanjang 2023

BPBD mencatat dalam kurun waktu satu tahun ada 177 kejadian bencana alam di Cianjur.

Bencana alam tanah longsor beberapa waktu lalu di Kabupaten Cianjur. Foto : apahabar.com/Riski Maulana

apahabar.com, CIANJUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat dalam kurun waktu satu tahun ada 177 kejadian bencana alam di Cianjur.

Berdasarkan data BPBD, bencana yang ada di Cianjur adalah gempa bumi, longsor, banjir, angin topan, dan beberapa kejadian alam lainnya. Dari kejadian itu, ada satu orang meninggal dunia akibat peristiwa longsor.

Baca Juga: Warning! Tak Ada Keadilan Iklim, Indonesia Darurat Bencana

Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Kusma Wijaya mengatakan, tahun 2023 sendiri di Kabupaten Cianjur mengalami penurunan bencana alam.

"Ditahun 2023 jumlah kejadian bencana dibanding tahun 2022 menurun," tuturnya, dikonfirmasi dikantornya, Selasa (19/12).

Menurut Asep, kewaspadaan tetap berlaku, meskipun di musim penghujan tapi cuaca kemarau.

"Jadi ini yang dinamakan cuaca ekstrem, tiba-tiba hujan, tiba-tiba panas," terangnya.

Baca Juga: Bencana Kekeringan di Boyolali Terus Meluas

Untuk saat ini BPBD tidak akan mencabut status siaga, sesuai dengan instruksi Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Kalau dicabut, nanti tiba-tiba hujan gimana?," katanya.

Asep mengungkap, meskipun saat ini masih musim penghujan, namun cuaca tetap panas karena merupakan dampak dari El Nino.

"Kalau di Cianjur, kita tetapkan status siaga ini hingga bulan April 2024 nanti," ungkapnya.

Baca Juga: Cianjur Diguncang Gempa 2,6 M, Warga Berhamburan

Saat ini, BPBD tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada, karena ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan secara tiba-tiba.

"Waspada itu penting, terlebih warga yang tinggal di lereng pegunungan, jalur aliran sungai tetap harus waspada, dan jangan percaya pada informasi yang belum tentu benar, segala sesuatu harus di cek," jelasnya.

Di wilayah Kabupaten Cianjur sendiri ada beberapa titik yang perlu di waspadai. Namun, pihaknya menunggu Badan Geologi untuk mengkaji terlebih dahulu.

"Pada saat hujan memang ada beberapa titik di Cianjur ini yang pergerakan tanah atau longsor, seperti di Naringgul, Campaka dan beberapa Wilayah lainnya, tapi kami tidak bisa memastikan, kami sudah layangkan surat ke Badan Geologi untuk mengkaji," bebernya.

Sebagai upaya antisipasi dini, BPBD memaksimalkan fungsi retana di Kabupaten Cianjur yang berjumlah 1.800 orang ditambah 5 orang dari Kelurahan.

"Kami fungsikan retana dalam menghadapi bencana, harus segera melaporkan setiap kejadian sedini mungkin," pungkasnya.