Sport

Bongkar Pengaturan Skor di Liga 2, PSSI Akan Gandeng Kepolisian

apahabar.com, JAKARTA – Usai menjatuhkan sanksi, PSSI juga akan menggandeng kepolisian untuk membongkar percobaan pengaturan skor…

Terlibat percobaan pengaturan skor, lima pemain Perserang Serang dihukum larangan bermain sepakbola selama beberapa tahun. Foto: Ayo Semarang

apahabar.com, JAKARTA – Usai menjatuhkan sanksi, PSSI juga akan menggandeng kepolisian untuk membongkar percobaan pengaturan skor yang melibatkan Perserang Serang di Liga 2.

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI sudah memanggil 14 pemain dari Perserang untuk dimintai keterangan.

Ditemukan fakta bahwa pemain Perserang Serang, Eka Dwi Susanto, dihubungi seseorang yang menggunakan private number untuk merencanakan match fixing.

Dengan iming-iming Rp150 juta, Eka Dwi Susanto diminta mengatur skor, ketika Perserang Serang melawan RANS Cilegon FC dan Persekat Tegal.

Namun demikian, identitas penelepon private number tersebut belum diketahui sampai sekarang. Inilah alasan yang membuat Komdis PSSI akan menggandeng kepolisian.

“Kami punya keterbatasan dalam memeriksa. Makanya kami akan meminta kepolisian untuk menindaklanjuti, karena mereka punya kewenangan,” papar Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, seperti dilansir BolaSport, Rabu (3/11).

Hukuman Berat

Atas kasus tersebut, Eka Dwi Susanto dan empat pemain Perserang Serang lain dijatuhi sanksi oleh Komdis PSSI.

Sanksi itu merujuk Pasal 64 ayat (1) dan (2) point a jo Pasal 8 jo Pasal 9 Kode Disiplin PSSI Tahun 2018.

Pemain lain yang dijatuhi sanksi adalah Fandy Edy, Ivan Julyandhy, Ade Ivan Hafilah, dan Aray Suhendri.

Eka Dwi yang dihukum larangan bermain selama 5 tahun dan denda Rp30 juta. Kemudian Fandy Edy dihukum 4 tahun dan denda Rp20 juta.

Sementara Ade Ivan dihukum larangan bermain 3 tahun dan denda Rp15 juta. Sedangkan Ivan Julyandhy dan Aray Suhendri mendapatkan sanksi masing-masing 2 tahun dan denda Rp10 juta.

Selain mendapat sanksi dari Komdis PSSI, kelima pemain tersebut sudah dikeluarkan Perserang Serang.

Sebaliknya pelatih Putut Wijanarko yang juga diberhentikan Perserang lantaran terindikasi punya peran, luput dari sanksi Komdis PSSI.

Setelah dilakukan pendalaman, Putut Wijanarko dipastikan tidak terlibat, meski menerima laporan tentang upaya match fixing.

“Setelah kami teliti, Putut tidak terlibat dalam pengaturan skor. Tak pernah dihubungi atau diajak, tapi diberitahu,” jelas Erwin Tobing.

“Namun karena sudah jelang pertandingan dan demi keutuhan pemain, Putut tidak menurunkan kelima pemain itu ketika menghadapi Badak Lampung,” imbuhnya.

Komdis PSSI menilai pemecatan Putut Wijanarko disebabkan masalah komunikasi yang tidak utuh dengan manajemen Perserang.

“Kami menilai akibat masalah manajemen. Hubungan kurang harmonis antara manajer dan pelatih, sehingga Putut meninggalkan mes dengan meminta izin lewat WhatsApp,” tandas Erwin Tobing.