Boneka dan Dompet Rajut Asal Banjarbaru Tembus Pasar Qatar

Perkembangan media sosial (medsos) benar-benar memberikan dampak positif bagi Johar Latifah (39) pelaku usaha rajutan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Perkembangan media sosial (medsos) benar-benar memberikan dampak positif bagi Johar Latifah (39) pelaku usaha rajutan di Kota Banjarbaru. Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN – Perkembangan media sosial (medsos) benar-benar memberikan dampak positif bagi Johar Latifah (39) pelaku usaha rajutan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bahkan dua produk miliknya yakni boneka dan dompet tembus pasar Qatar.

“Alhamdulillah sudah menjual ke Qatar,” ucap Johar Latifah kepada apahabar.com, Sabtu (10/6) kemarin.

Si pelanggan tak lain merupakan teman masa sekolahnya dahulu yang memilih pindah ke Qatar pada 2018.

Setelah sekian lama terpisah, keduanya akhirnya bertemu di Facebook.

“Dari sana teman saya ini memesan untuk anak-anaknya,” katanya.

Pertama, ia mengirim dompet rajut sebanyak 30 buah ke Qatar pada 2018.

Selanjutnya boneka sebanyak 30 buah pada 2020.

“Terakhir pada 2021 kemarin, dia yang datang sendiri ke Indonesia. Kala itu dia memesan dompet dan gantungan kunci sebanyak 30 buah,” ujarnya.

Bergeliat Pasca Pandemi

Salah satu produk dari Johar Latifah. Foto-Istimewa

Johar mengaku penjualan kembali bergeliat pasca pandemi Covid-19.

“Penjualan kembali normal usai pandemi Covid-19. Ketika pandemi sangat sepi. Apalagi produk saya ini bukan kebutuhan pokok seperti beras,” ungkapnya.

Setelah pandemi, ia pun semakin getol memasarkan produk melalui medsos di antaranya seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram.

“Alhamdulillah saat itu mulai banyak pesanan. Bahkan saya tak mampu mengerjakannya sendiri dan memilih memberdayakan rekan-rekan. Pasalnya, proses pembuatan satu produk bisa memakan waktu selama sepekan,” ungkapnya.

Maju Bersama BRI

Ragam produk UMKM di Rumah BUMN Banjar. Foto-apahabar.com/Muhammad Robby

Seiring meningkatnya permintaan, ia menambahkan modal dengan melakukan peminjaman ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Terakhir saya meminjam sebanyak Rp25 juta. Ini kali ketiga saya meminjam di BRI. Insya Allah sisa dua bulan lagi lunas,” bebernya.

Saat ini, ia mampu menjual puluhan produk per bulan dengan omzet kurang lebih Rp5 juta.

“Penjualan biasanya fluktuatif, tapi rata-rata puluhan per bulan. Kalau omzet kurang lebih Rp5 juta,” tutupnya.

Sementara itu, Koordinator Pemasaran Koperasi Usaha Kreatif Banjarbaru, Retno Esty mengaku senang karena bisa membantu meningkatkan market dan pendapatan anggota.

“Sehingga bisa memberikan kontribusi ke koperasi,” ujarnya.

Sejauh ini, pihaknya membantu pemasaran secara offline dan online.

Misalnya bekerja sama dengan Rumah BUMN Banjar milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).

“Juga dipasarkan melalui Instagram resmi koperasi. Rencana ke depan ingin membuka di marketplace,” pungkasnya.