Bocah di Balikpapan Kehilangan Mata Kiri usai Main Perang Sarung

Permainan perang sarung di Bulan Ramadan kerap dilakukan oleh sejumlah remaja dan anak di Kota Balikpapan. Bahkan tak jarang berujung pada perkelahian

Ilustrasi Perang Sarung. Foto: Jabar Ekspres.

apahabar.com, BALIKPAPAN – Permainan perang sarung di Bulan Ramadan kerap dilakukan oleh sejumlah remaja dan anak di Kota Balikpapan. Bahkan tak jarang berujung pada perkelahian hingga pengeroyokan.

Praktik tersebut sangat rawan memakan korban luka. Seperti yang dialami oleh seorang bocah SD berinisial AH (9) yang harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara usai menjadi korban perang sarung.

Informasi yang dihimpun media ini, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (1/4) usai salat taraweh di Jalan Prapatan Dalam RT 5. Kakak korban berinisial GV mengatakan saat itu adiknya hanya menonton aksi perang sarung di dekat masjid.

Bocah SD di Balikpapan jadi korban perang sarung. apahabar.com/istimewa

“Sudah beberapa hari mereka itu serang-serangan, cuma adik saya nggak pernah ikutan. Nah pas tanggal 1 malam itu dia tumben habis tarawih mau lihat perang-perangan sarung di dekat masjid,” ujarnya pada Senin (3/4).

Apes bagi AH. Ia justru menjadi korban perang sarung oleh pelaku yang masih duduk di bangku SD berinisial RF.

Mata kiri korban terkena hantaman sarung yang diisi benda-benda tumpul di dalamnya. Korban pun langsung cidera serius di bagian mata kirinya.

“Perang sarung itu ada isinya. Adik saya nggak pakai sarung terus kena matanya. Nah kata dokter itu ada serpihan di dalam matanya,” tuturnya.

Mata korban pun terus mengeluarkan darah usai dihantam oleh sarung yang berisi benda tumpul tersebut. Kejadian ini pun langsung dilaporkan kepada Bhabinkamtibmas setempat kemudian diteruskan ke Polresta Balikpapan.

“Iya ada, tapi ditangani sama PPA. Coba tanya ke kanit aja,” ujar Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, AKP Zmhuri.

Dikonfirmasi kepada Kanit PPA, Ipda Iskandar membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya juga masih melakukan penanganan terhadap korban sembari menunggu laporan secara resmi dari keluarga korban.

“Iya ada, pelakunya anak SD juga. Tapi baru laporan by lisan, secara resminya belum. Ini sudah ditangani, sambil nunggu laporan resminya,” ungkapnya.