Perubahan Cuaca

BMKG Sebut Fenomena Panas Menyengat di Indonesia Mulai Mereda

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena suhu panas yang menyengat di Indonesia berangsur mereda.

Ilustrasi Cuaca Cerah di Jakarta. Foto: apahabar.com/Safarian Shah

apahabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena suhu panas yang menyengat di Indonesia berangsur mereda.

Sebab suhu yang menyengat terbilang dirasakan masyarakat selama kurun waktu beberapa hari terakhir.

"Suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas dan suhu maksimum harian sudah mulai turun, masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (25/4).

Baca Juga: Bukan Indonesia Saja, Gelombang Panas Melanda India sampai Aspal Meleleh

Dwikorita menerangkan gelombang panas umumnya terdapat di lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan Bumi bagian utara maupun di belahan Bumi bagian selatan.

Lalu di wilayah geografis yang memiliki atau berdekatan dengan massa daratan dengan luasan yang besar atau wilayah kontinental atau sub-kontinental.

"Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas," ujarnya.

Baca Juga: BMKG Bongkar Penyebab Suhu Panas Menyengat Terjadi di Indonesia

Sejak pekan lalu hingga hari ini, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave.

Bahkan Badan Meteorologi di sejumlah negara di Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat Celcius yang telah berlangsung beberapa hari lalu dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.

Untuk di Indonesia, lonjakan suhu panas tertinggi mencapai 37,2 derajat celsius terjadi di wilayah Ciputat pada pekan lalu. Lonjakan panas terjadi hanya satu hari pada 17 April 2023 kemarin.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Warga Pesisir Indonesia, Ada Gelombang Tinggi 2-4 Meter

"Suhu tinggi tersebut sudah turun, dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius di beberapa lokasi," jelasnya.

Ia menambahkan variasi suhu maksimum 34-36 derajat Celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Khusus di wilayah Jakarta pada periode bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu Matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahun.