News

BKKBN Kalsel Bersinergi dengan IBI Tekan Stunting

apahabar.com, BANJARBARU – Perwakilan BKKBN Kalsel menggelar pertemuan dengan PD IBI Kalsel dalam rangka akselerasi audiensi monitoring dan…

Oleh Syarif
Kegiatan pertemuan BKKBN, PD IBI Kalsel dengan PP IBI dalam rangka akselerasi audiensi monitoring dan evaluasi Tim Pendamping Keluarga. Foto-Nurul Mufidah

apahabar.com, BANJARBARU –Perwakilan BKKBNKalsel menggelar pertemuan dengan PD IBI Kalsel dalam rangka akselerasi audiensi monitoring dan evaluasi Tim Pendamping Keluarga di Sekretariat PD IBI Kalsel di Banjarbaru, Rabu (30/3).

Dalam pertemuan itu, dibahas terkait upaya penurunan stunting di Kalsel. Salah satunya dengan pembentukan Tim Pendamping Keluarga.

Yang mana dalam tim tersebut,bidan bertindak sebagai koordinator bersama dengan tim penggerak PKK juga bersama kader KB melaksanakan kegiatan pendampingan terhadap calon pengantin.

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia Ade Jubaedah, mengatakan kedatangannya dalam rangka monitoring evaluasi di Kalsel.

Dijelaskannya, bahwa Tim Pendamping Keluarga bertugas mengawal calon pengantin mulai dari 3 bulan pertama hamil, persalinannya bahkan sampai ke paska persalinan.

“Dimana ketika bayi itu lahir, bayi mendapatkan asi ekslusif melalui inisiasi menyusu dini,” katanya.

Selain itu, lanjutnya juga mendapatkan asuhan mulai dari asah, asi, asuh dan memantau tumbuh kembang anak hingga 2 tahun.

“Jadi ini upaya mencegah stanting melalui program 1000 hari pertama kehidupan,” lanjut Ade.

Sehingga diharap dapat menciptakan generasi emas dengan memberi pengawalan kepada calon pengantin.

Ade juga mengapresiasi Tim Pendamping Keluarga di Tanah Laut. Pasalnya, menurut hasil monitoring pihaknya di sana. Ada program yang diberi nama Simadu Asli, kependekan dari mari dukung asi ekslusif dan program Si Cantik Gemas, yakni siapakan calon pengantin untuk mengawal generasi emas.

“Ini sangat relevan sekali dengan program penurunan stunting yang memang disitu lah tugas kita, inti pendampingan keluarga,” tuntasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBNKalsel, Ramlan mengatakan bahwa pembentukan Tim Pemdamping Keluarga ini dinilai akan efektif menurunkan angka stunting di Kalsel.

Sebab, sampai hari ini, Kalsel masih termasuk dalam 10 besar stunting tertinggi se – Indonesia.

“Angka stanting kita masih tinggi sekali, berada di ranking 6 se Indonesia,” ungkapnya.

Atau sebesar 30 persen saat ini, yang mana pada 2019 lalu, angka stunting Kalsel menempati angka 31,75 persen.

“Jadi selama 2 tahun penurunnnya hanya 1,75 persen atau dengan kata lain 0,9 persen per tahun,” katanya.

Oleh karenanya, Ramlan mengatakan semua harus bekerja keras untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen.

Salah satu caranya, kata Ramlan dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga. Di mana untuk Kalsel sendiri sebutnya memiliki sebanyak sebanyak 3075 orang termasuk Tim Pendamping Keluarga.

Selain itu, juga ada dibentuk tim percepatan penurunan stunting tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai desa.

“Kami harapkan semua lini ini, semua stakeholder bisa berkontribusi dalam rangka percepatan penurunan stanting,” harapnya.

Karena stanting, tegasnya tidak bisa diturunkan jika hanya dilakukan BKKBN saja, melainkan memerlukan kerja sama semua pihak.

Terbaru, ia juga sudah berkoordinir dengan Dinas PMD agar dapat mengucurkan sedikit dana untuk program penurunan stunting.

“Semoga dana desa nanti juga bisa dikuncurkan buat stunting. Itu sudah kami koordinasikan dengan PMD,” tuntasnya.