News

Biaya Investasi Daerah 3T Mahal, Bikin Elektrifikasi di Sejumlah Daerah Rendah

apahabar.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengakui mahalnya investasi untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Khususnya untuk di…

Ilustrasi elektrifikasi di kawasan daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). Foto: Antara

apahabar.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) mengakui mahalnya investasi untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Khususnya untuk di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Adi Priyanto menjelaskan walaupun sampai Juni 2022 rasio elektrifikasi PLN mencapai 97,4 persen. Namun saat ini masih terdapat daerah di Indonesia yang elektrifikasinya masih di bawah 95 persen.

"Ada beberapa daerah yang merah terutama daerah Papua, kemudian Maluku, Maluku Utara, daerah NTT kemudian di Sumatra juga ada seperti di pedalaman Riau," ungkapnya dalam diskusi Ngopi Bareng BUMN di Jakarta, Kamis (29/9).

Saat ini PLN baru hanya bisa menyelesaikan kelistrikan untuk daerah yang dekat dengan jaringan. Sedangkan untuk daerah yang jauh dari jaringan, biaya investasi setiap pelanggan akan semakin mahal.

Untuk daerah regional Jawa, Madura dan Bali dengan calon pelanggan sekitar 8.934 orang membutuhkan investasi sebesar Rp45 juta per pelanggan. Sedangkan regional Sumatera dan Kalimantan bernilai investasi Rp39 juta per pelanggan. Adapun regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara mencapai Rp25 juta per pelanggan.

"Untuk rata-rata investasi daerah non 3T seperti Jawa Bali daerah dekat-dekat situ. Misalnya Bogor nilai investasi kisaran Rp1-2 juta per pelanggan," ujarnya.

Maka itu PLN akan memanfaatkan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10 triliun untuk membangun pembangkit listrik untuk daerah 3T. Pendanaan dari PNM tersebut akan digunakan untuk gardu induk, transmisi dan membangun jalur distribusi untuk dapat disalurkan ke seluruh rumah pelanggan.

Lebih lanjut, papar Adi, dana PNM sejumlah Rp10 triliun tersebut akan didistribusikan untuk pembangunan pembangkit listrik yang membutuhkan biaya Rp1,7 triliun, transmisi dan gardu induk sebesar Rp3,7 triliun, dan jaringan distribusi sebesar Rp4,4 triliun.

"Jadi PMN itu untuk melistriki saudara kita yang ada di daerah 3T untuk memenuhi keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia," tutupnya.