Religi

Beruntungnya Berteman Orang Baik, Abu Darda Mengalaminya

apahabar.com, JAKARTA – Abu Darda (Uwaimir bin Malik al-Khazraji) berteman akrab dengan Abdullah bin Rawahah sebelum…

Kota Damaskus, Syam Syiria (Suriah) menjadi saksi Abu Darda menghabiskan waktunya membimbing umat.Foto-islami.co

apahabar.com, JAKARTA - Abu Darda (Uwaimir bin Malik al-Khazraji) berteman akrab dengan Abdullah bin Rawahah sebelum dia masuk Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, dua orang teman akrab tersebut berbeda jalan.

Abdullah bin Rawahah menjadi Muslim sementara Abu Darda tetap dengan kemusyrikannya. Setiap harinya Abu darda menyembah berhala yang diletakkan di salah satu kamar rumahnya. Tiap hari pula berhala itu dibersihkan dan diberi wewangian.

Dia baru sadar ketika suatu hari dia menemukan berhalanya itu hancur berkeping-keping karena dikapak teman akrabnya, Abdullah bin Rawahah, secara diam-diam. Abu Darda sangat marah, namun dia sadar, "Seandainya berhala itu benar Tuhan, tentu dia sanggup membela dirinya sendiri."

Dengan ditemani Abdullah bin Rawahah, Abu Darda segera menemui Nabi dan masuk Islam. Tetapi, dia sangat menyesal terlambat menjadi muslim.

Temannya tidak hanya lebih dahulu masuk Islam, tapi juga sudah ikut berjuang dalam Perang Badar. Untuk mengejar ketertinggalannya itu, Abu Darda mengurangi aktivitas dagangnya agar lebih banyak waktu menghafal Alquran dan beribadah sepuasnya.

Gaya hidup Abu Darda berubah total, sekarang dia memilih hidup zuhud. Tatkala suatu kali tamu-tamunya bertanya ke mana perginya kekayaannya selama ini, Abu Darda menjawab, "Kami mempunyai rumah di kampung sana. Setiap kali memperoleh harta, langsung kami kirim ke sana. Jalan ke rumah kami yang baru itu sulit dan mendaki sehingga kami sengaja meringankan beban kami supaya mudah dibawa."

Pada masa Khalifah Umar bin Khatab, Abu Darda bersedia bertugas ke Syam sebagai guru yang mengajarkan Alquran, sunah serta membimbing umat. Umar pun setuju. Tugas itu diembannya hingga akhir hayatnya.

Baca Juga: Karomah Syekh Ali Berau Nampak Saat Gantikan Syekh Jamaluddin Jadi Mufti Banjar

Baca Juga: Susuri Jalan Tasawuf Tak Biasa, Guru Seman Beri Makan Semut 'Wadai Kelemben'

Sumber: Republika
Editor: Muhammad Bulkini