Hot Borneo

Bertemu Menteri ESDM di Astambul Banjar, Sopir Curhat Kelangkaan Solar Subsidi

apahabar.com, MARTAPURA – Kesempatan berdialog dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, tidak…

Salah seorang sopir angkutan berdialog dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, di sebuah SPBU di Kecamatan Astambul, Banjar, Kamis (7/4). Foto: apahabar.com/Hendra Lianor

apahabar.com, MARTAPURA – Kesempatan berdialog dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, tidak disia-siakan sejumlah sopir yang mengantre solar di SPBU.

Arifin Tasrif dalam kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan, Kamis (7/4).

Setibanya di Bandara Internasional Syamsuddin Noor dari Samarinda, Kalimantan Timur, Arifin langsung menyambangi dua SPBU di Kecamatan Astambul, Banjar.

Arifin didampingi Sekretaris Jenderal KESDM, Ego Syahrial, Komite BPH Migas, Basuki Trikora Putra, Direktur Gas, Sentot Harjadi, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, serta Dirut Pertamina, Patra Niaga Alfian.

Begitu tiba di SPBU 63.706.01 yang berada di Tambak Ulu, Astambul, Arifin Tasrif langsung disuguhi antrean panjang truk angkutan.

Seketika Arifin menemui dan berbincang langsung dengan sejumlah sopir. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan sopir yang curhat soal harus antre berjam-jam di SPBU demi mendapat solar bersubsidi.

“Antre bisa sampai malam,” papar salah seorang sopir truk bernama Sugianto kepada Menteri ESDM.

Ternyata nasib Sugianto masih lebih baik dibandingkan sopir lain bernama Muslim. Dalam satu kesempatan, Muslim pernah mengantre solar subsidi selama dua hari.

“Kami pernah sampai antre dua hari. Terpaksa harus lebih lama meninggalkan anak dan istri,” tegas Muslim.

Menjawab keluhan sopir, Arifin Tasrif menjelaskan PT Pertamina selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan BBM di daerah, sekaligus melakukan monitoring.

Namun Arifin tak bisa menampik apabila masih terdapat sejumlah oknum yang memanfaatkan keuntungan distribusi solar subsidi.

“Seharusnya yang tidak berhak, jangan ikut memanfaatkan solar bersubsidi. Akibatnya masyarakat yang berhak tidak kebagian," sesal Arifin.

Menteri pun berjanji merespons keluhan sopir yang ditemui di sejumlah SPBU di Kalsel, termasuk janji penambahan kuota.

“Kami akan melakukan pengawasan lebih ketat. Sembari melihat pertumbuhan penggunaan, kuota akan ditambah 10 dari hitungan keseluruhan, termasuk yang bersubsidi,” tegas Arifin.

Sementara Direktur SPBU Astambul 63.706.01, Muhammad As’adi, menyebut jatah solar bersubsidi yang diterima sebanyak 5.600 liter setiap hari.

“Itu sesuai jatah dari BPH Migas. Biasanya dalam empat atau sampai lima jam sudah habis,” jelas Muhammad As’adi.

Dikenakan Biaya Parkir

Antrean panjang kendaraan pengguna solar subsidi di SPBU, memang sudah menjadi pemandangan biasa di Kalimantan Selatan.

Bahkan di Banjarmasin saja, beberapa sopir harus mengantre sampai lima hari demi dapat jatah bahan bakar tertentu tersebut.

Akibatnya kendaraan pun harus diparkir di bahu jalan dekat kawasan SPBU. Selain ongkos makan dan minum, ternyata mereka juga mesti membayar biaya parkir kepada preman jalanan.

“Parkir satu malam bisa Rp30 ribu untuk ongkos jaga malam. Kalau mau dapat pririotas, bayar parkir lebih mahal,” ungkap Kusnan, salah seorang sopir.

Reporter: Syaiful Riki/Hendra Lianor