Bertemu Dubes RRT untuk ASEAN, Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Pertanian

Gubernur Jatim Khofifah menerima kunjungan Dubes RRT. Mereka membahas potensi kerja sama pendidikan dan pertanian.

Khofifah (kanan) bertemu Dubes RRT Huo Yanqi (kiri) bahas kerjasama pendidikan dan pertanian di Grahadi (Foto Dok Pemprov Jatim)

apahabar.com, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Republik Rakyat Tiongkok untuk ASEAN, Hou Yanqi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (13/4).

Dalam pertemuan ini, ada sejumlah potensi kerja sama yang dibahas, seperti pendidikan, serta pengembangan teknologi pertanian dan hortikultura.

Soal pendidikan, Khofifah meminta adanya kerjasama beasiswa dari Pemerintah Cina untuk para mahasiswa dari Jatim. Khususnya untuk jenjang S1, S2 dan S3 pada bidang pengembangan teknologi pertanian dan agrikultur.

Baca Juga: Pantau Sembako di Situbondo, Gubernur Khofifah: Harga Stabil, Distribusi Lancar

Selain itu, Khofifah juga meminta adanya program short course atau kuliah singkat dari Pemerintah Cina bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemprov Jatim maupun pemerintah kabupaten/kota. Khususnya terkait program pengentasan kemiskinan dan teknologi pertanian.

“Short course bagi PNS ini sangat penting untuk mereka belajar soal penanganan kemiskinan, terutama melihat bagaimana dukungan permodalan dari perbankan di Cina bagi kaum perempuan untuk bisa bangkit secara ekonomi,” imbuhnya.

Khofifah mengatakan beasiswa dan short course di bidang pertanian juga dibutuhkan, apalagi sektor pertanian di Cina sangat maju. Didukung dengan penggunaan teknologi pertanian untuk pengembangan varietas padi dan produk agrikultur yakni buah-buahan tropis asal Jatim.

“Sektor pertanian ini penting karena secara global dunia sedang mengalami krisis pangan,” katanya.

Baca Juga: Khofifah: Capaian Kinerja Pemprov Jatim Tahun 2022 Meningkat 1,29 Persen dari 2021

Kemudian pada kerja sama bidang hortikultura, Khofifah berharap buah-buahan asal Jatim seperti mangga, manggis, dan durian bisa memperluas pasar ekspornya ke Cina. Tentunya dengan adanya short course terkait teknologi pertanian dari hulu dan hilirnya. Sehingga mampu memberikan nilai tambah pada produk hortikultura.

“Kami ingin menunjukkan bahwa durian Jatim varietasnya sangat banyak dan sangat  besar produksinya, tapi untuk pasar ekspor masih belum maksimal,” tutur Khofifah.

Dari catatan kinerja perdagangan Pemprov Jatim, nilai ekspor Jawa Timur ke Cina sebesar 3.221,91 juta US Dollar. Sedangkan impornya sebesar 7.144,19 juta US Dollar atau mengalami defisit sebesar 3.922,28 juta US Dollar.

Baca Juga: Khofifah Santer Masuk Bursa Cawapres, Demokrat Berikan Kebebasan untuk Anies

Komoditas ekspor Jawa Timur ke Cina antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, bahan kimia organik, berbagai produk kimia, barang dari kayu, ikan dan udang, biji-bijian berminyak, kertas/karton, kopi, teh, dan rempah-rempah. 

Sedangkan komoditas impor utama Jawa Timur dari Cina di antaranya mesin-mesin/pesawat mekanik, buah-buahan, besi dan baja, mesin/peralatan listrik, bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, sayuran, bahan kimia anorganik, tembakau, serta aluminium.

Sementara itu, Dubes Republik Rakyat Tiongkok untuk ASEAN, Hou Yanqi mengatakan bahwa ada kemiripan antara Jatim dan Cina terkait potensi sektor pertanian dan agrikultur. Ia pun berharap pihaknya dapat mengirim tim dari Cina untuk bisa melihat potensi di sektor ini.

“Saya lihat perkembangan pertanian di jatim cukup baik, dan kami juga banyak memberikan pelatihan atau workshop soal ini,” papar Hou Yanqi.

Baca Juga: Pengamat Nilai Khofifah Berpotensi Dongkrak Suara Anies Baswedan

Sementara untuk soal beasiswa, Hou Yani mengatakan bahwa Cina memiliki keinginan besar untuk memberikan program beasiswa di negara ASEAN, termasuk Indonesia. Mereka berkomitmen memberikan beasiswa untuk mencetak para ahli di bidangnya.

Karenanya, kunjungan pertamanya ke Jatim ini diharapkan akan meningkatkan koordinasi kerjasama dan kolaborasi yang efektif di masa mendatang. Khususnya di bidang pertanian hortikultura. 

“Hasil produk komoditas Indonesia itu cukup sama atau mirip dengan apa yang kami hasilkan, sehingga kami harap kerjasama ini akan saling menguntungkan kedua belah pihak,” pungkasnya.