Bertajuk "Love, Life, Lite", Pelukis Kalsel Gelar Solo Exhibition di Bali

Pelukis Kalimantan Selatan (Kalsel), Hajriansyah bakal menggelar Solo Exhibition bertajuk “Love, Life, Lite” di TAT Art Space, Denpasar, Bali, Jumat (12/5/2023)

Pelukis Kalsel, Hajriansyah akan menggelar solo exhibition di Bali dalam waktu dekat. Foto: Istimewa.

apahabar.com, BANJARMASIN - Pelukis Kalimantan Selatan (Kalsel), Hajriansyah bakal menggelar Solo Exhibition bertajuk “Love, Life, Lite” di TAT Art Space, Denpasar, Bali, pada 12 hingga 28 Mei 2023 . Pameran ini menjadi pameran solo pertama Hajriansyah di luar Kalsel.

Hajriansyah dalam beberapa tahun belakangan kembali intens bergelut dengan lukisan. Dia mengakui sempat vakum menulis dalam hitungan tahun.  

“Karena kesibukan dan orientasi kehidupan yang berubah. Kalaupun masih melukis, saya kira, pada masa-masa itu saya hanya latihan atau menjaga agar keterampilan saya tidak sepenuhnya hilang,” kata Hajrianyah yang juga Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin ini.

Saat vakum melukis itu, Hajri mengaku mengisinya dengan menulis puisi, cerita pendek, esai, artikel kebudayaan, juga mengomentari lukisan dan karya rupa di Kalsel.

“Betapapun hal-hal tersebut telah memperkaya saya dengan imaji dan teknik ‘bercerita’ atau teknik mengungkapkan pikiran, (namun) terasa tak mudah untuk membatasi pikiran saya (sementara) dalam gagasan dan teknik tertentu. Setelah sekian waktu saya merasa harus melatih pikiran dan teknik saya kembali, dalam hal melukis,” jelasnya.

Alumni ISI Yogyakarta ini mengaku melukis apa saja, sebagian di antaranya lahir dari pergulatan batinnya dan sebagian lainnya mengadaptasi karya orang lain.

“Pergulatan batin itu misalnya yang berkaitan dengan perkembangan spiritualitas diri, sebagian lainnya dari pikiran-pikiran kebudayaan yang saya geluti sejauh ini. Spiritualitas itu tentang Cinta Ilahi, metafornya bisa berupa kupu-kupu yang saya andaikan keindahannya seperti warna-warna yang menari, kuda yang berlari atau terbang, burung-burung, binatang lainnya yang mewakili simbolik cerita keagamaan, jantung dan jaringan sel, dan lain-lain. Pikiran kebudayaan itu berkaitan kerusakan alam, rumah-rumah yang mengapung di air, hewan endemik, dan lingkungan sungai lainnya yang memang berkaitan dengan daerah saya,” papar Hajriansyah.

Spiritualitas dan wilayah budaya diakui Hajriansyah menjadi bagian dari pengalamannya pasca perkuliahan. Dalam perenungannya, ia merasa karya-karyanya belum mampu meyakinkan pengamat karyanya tentang pilihan estetiknya tersebut.

Lukisan pelukisl Kalsel, Hajriansyah. Foto: Istimewa.

“Belum lagi, dalam perkembangan gaya visual terakhir sebagaimana saya bayangkan mewakili perkembangan estetika seni rupa Indonesia, karya saya tak terpetakan. Dengan kata lain, mungkin, berarti ketinggalan. Ya, sejauh yang saya dapat baca, arus besar (mainstream) seni rupa Indonesia mengalir sedemikian kencang,” kata Hajriansyah.

Itulah mungkin resikonya jauh dari pusat kebudayaan, sambung Hajri. Meskipun menurutnya, jika mengacu kepada kondisi postmodern sesungguhnya, tak ada lagi yang benar-benar pusat dalam arus peradaban. Semuanya telah mencair dan muara sungai tak lagi tunggal, alur (anak sungai)-nya pun bercabang-cabang.

“Hal terakhir inilah yang membuat saya (berusaha) percaya diri, bahwa karya saya yang dalam masa ‘latihan’ ini cukup pantas untuk saya kemukakan dalam sebuah pameran tunggal di luar daerah saya. Saya tak tahu apakah saya akan bertemu dengan apresian yang seirama ‘selera’nya dengan ekspresi saya, tapi saya tetap mencoba untuk optimistik.”

“Melalui pameran tunggal yang keempat, atau yang pertama kalinya di luar daerah, ini saya ingin meringankan beban-beban pikiran terkait pertanyaan-pertanyaan di mana posisi saya dalam peta seni rupa mutakhir Indonesia. Saya telah menjalani hidup saya dengan cinta, dan tak semuanya harus selalu terasa ‘berat’ seperti harus menemukan autentisitas gaya pribadi. Hidup penuh cinta berarti penuh warna dan (bisa saja) semuanya terasa ringan-ringan saja,” pungkasnya.

Rowndown Solo Exhibition Hajriansyah di Bali. Foto: Istimewa.