Bersama Pers dan Pemuda, Bawaslu Tapin Siap Hadapi Tantangan Pilkada 2024

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tapin menggelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan tema Meningkatkan Partisipasi Generasi Muda Bersama Pers.

Oleh Sandy
Bawaslu Tapin Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dan Meningkatkan Partisipasi Generasi Muda Bersama Pers dalam Pengawasan Pemilu Serentak Kepala Daerah 2024. Foto - Bawaslu Tapin.

bakabar.com, RANTAU – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tapin menggelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan tema Meningkatkan Partisipasi Generasi Muda Bersama Pers dalam Pengawasan Pemilu Serentak Kepala Daerah 2024.

Kegiatan tersebut berlangsung meriah dengan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi pemuda, stakeholder, dan wartawan.

Komisioner Bawaslu Tapin, Ahmad Fadzlur Rahman, menjelaskan tujuan utama dari kegiatan ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama pemuda, dalam pengawasan pemilu.

Bawaslu juga memaparkan hasil pemetaan Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan yang menjadi perhatian khusus.

"Kami telah melakukan pemetaan terhadap TPS rawan berdasarkan 8 variabel dan 26 indikator, seperti penggunaan hak pilih, keamanan, geografis, politik uang, dan politik SARA. Salah satu daerah dengan tingkat kerawanan tinggi adalah Kecamatan Candi Laras Utara (CLU), terutama karena faktor geografis yang memerlukan transportasi air," ungkapnya.

Fadzlur menambahkan, salah satu risiko utama di wilayah tersebut adalah logistik berbahan kertas yang rentan terhadap air.

Bawaslu telah melakukan sosialisasi secara masif kepada personel di kecamatan dan desa, serta melibatkan stakeholder dan wartawan untuk melakukan pencegahan berlapis.

"Harapan kami, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan partisipasi pemuda, tetapi juga mendorong pers untuk menyebarkan informasi secara luas dan masif, terutama terkait hasil pemetaan TPS rawan," tegas Fadzlur.

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan, Zainal Helmie, menyoroti pentingnya peran pers dalam menciptakan suasana kondusif selama pemilu.

Helmie menekankan bahwa pemberitaan yang baik dan damai adalah kunci keberhasilan pesta demokrasi. Pers sebagai pilar keempat demokrasi memiliki peran besar dalam membangun narasi yang positif.

"Wartawan harus berpegang pada fakta, kode etik, dan kaidah jurnalistik untuk menyajikan informasi yang mendamaikan, bukan memprovokasi," jelas Helmie yang menjadi salah seorang pemateri.

Menurutnya, pers memiliki kekuatan untuk menentukan baik buruknya suasana pemilu. Oleh karena itu, wartawan diharapkan mampu memberikan kontribusi terbaik demi terciptanya pemilu yang tertib, aman, dan damai pada 27 November mendatang.

"Dengan sinergi antara pemuda, pers, dan Bawaslu, diharapkan pengawasan pemilu di Tapin dapat berjalan lebih efektif dan maksimal," tutup Helmie.