Bermula dari Riset Tikus, Benarkah Gen Ibu Mewarisi Kecerdasan Anak?

Barangkali Anda sering mendengar ungkapan yang menyatakan tingkat kecerdasan anak menurun dari sang ibu. Lantas, apakah desas-desus itu benar adanya?

Ilustrasi seorang ibu menemani anaknya belajar (Foto: Net)

apahabar.com, JAKARTA - Orang tua mana yang enggan mengidamkan anak cerdas? Saking dielu-elukan, tak sedikit yang mengupayakan berbagai hal demi membuat buah hatinya berotak ‘encer.’

Entah dengan mendaftarkan kursus atau mengatur jadwal belajar yang ketat, itu diyakini dapat meningkatkan kecerdasan anak. Memang tak sepenuhnya salah, sebab pola asuh serta faktor lingkungan turut ambil andil dalam perkembangan otak anak.

Selain faktor eksternal yang demikian, kecerdasan anak juga diyakini berkaitan dengan genetik dari orang tuanya. Barangkali Anda pun sering mendengar ungkapan yang menyatakan tingkat kecerdasan anak menurun dari sang ibu.

Lantas, apakah desas-desus itu benar adanya, atau hanya isapan jempol belaka? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasan soal kebenaran hal tersebut:

Bermula dari Riset Tikus

Penelitian University of Washington menyatakan wanita cenderung mentransmisi gen kecerdasan pada anak. Malahan, probabilitasnya dua kali lipat lebih tinggi ketimbang lelaki. 

Hipotesis ini berangkat dari fakta bahwa wanita memiliki dua kromosom X, sedangkan pria hanya memiliki satu kromosom X. Namun, untuk membuktikan kesahihan dugaan tersebut, dilakukanlah percobaan terhadap tikus.

Para peneliti meyakini kalau kecerdasan adalah salah satu condition gen yang hanya dimiliki oleh gen ibu. Mereka lantas mengidentifikasi sel-sel yang hanya berisi gen ibu atau ayah di enam bagian berbeda dari otak tikus. 

Bagian itu mengontrol fungsi kognitif berbeda, mulai dari kebiasaan makan sampai memori. Sel dengan gen paternal terakumulasi di bagian sistem limbik, di mana terlibat dalam fungsi seperti seks, makanan, dan agresi. 

Tetapi, para peneliti tidak menemukan sel paternal di korteks serebral, di mana fungsi kognitif paling maju berlangsung. Contohnya seperti penalaran, pemikiran, bahasa, dan perencanaan.

Antitesis Hipotesis Awal

Hipotesis yang berkaitan dengan jumlah kromosom X wanita itu tampaknya tak sejalan dengan pemikiran dari Kepala Unit Ilmu Perilaku dan Otak di Institute of Child Health di London, Inggris, David Skuse.

Skuse menilai gen kromosom X bukan secara khusus berhubungan dengan kecerdasan. Tapi, secara luas, gen tersebut berkaitan dengan perkembangan otak manusia.

Selain itu, seorang anak perempuan juga mendapat kromosom X dari ayahnya. Ini berarti, bukan cuma ibu yang akan mewarisi kecerdasan tersebut. Begitu pun dengan anak lelaki, yang kecerdasannya juga diwarisi dari banyak varian genetik.

Tak Hanya Terpaut pada Gen

Agaknya tak semua peneliti setuju dengan hasil studi tikus tersebut. Itulah sebabnya, para peneliti di Glasglow, Skotlandia, pun melakukan penelitian ulang dengan pendekatan lebih manusiawi untuk mengeksplorasi kecerdasan.

Sedari 1994 dan dilakukan tiap tahunnya, peneliti mewawancarai 12.686 orang yang berusia 14 sampai 22 tahun. Hasilnya, tim peneliti menemukan prediktor kecerdasan terbaik adalah IQ dari gen sang ibu. 

Penelitian manusiawi lainnya juga berlangsung di University of Washington, AS. Di sana, para ahli menemukan bahwasanya ikatan emosional yang baik antara ibu dan anak sangat penting bagi pertumbuhan beberapa bagian otak, termasuk area hippocampus.

Usai dilakukan studi selama tujuh tahun, mereka pun menarik kesimpulan: seorang anak yang mendapat dukungan emosional dan intelektual dengan baik, memiliki area hippocampus lebih besar 10 persen daripada anak yang kurang mendapat dukungan dari ibunya.

Hal senada juga disampaikan ahli psikiatri dari Utrecht University Medical, Belanda. Menurut dia, kecerdasan anak tidak sekadar terpaut pada gen warisan dari orang tua, melainkan juga dipengaruhi faktor lingkungan.

Ahli dari Melbourne University’s Graduate School of Education juga menilai anak tidak hanya berbagi gen saja. Dengan kata lain, faktor pergaulan anak, makanan yang dimakan, kualitas pendidikan, dan hal lainnya, turut serta memengaruhi kecerdasan anak.