Bermula dari Kediktatoran Adolf Hitler, Begini Sejarah Kelam Hari Pelajar Internasional

Setiap tahun, tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Pelajar Internasional. Peringatan ini menyimpan kisah kelam terkait kediktatoran Adolf Hitler.

Sejarah Hari Pelajar Internasional bermula dari kediktatoran Adolf Hitler (Foto:dok.Merdeka)

apahabar.com, JAKARTA - Setiap tahun, tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Pelajar Internasional. Siapa sangka, peringatan yang sedianya bertujuan meningkatkan kesadaran hak peserta didik ini, rupanya, menyimpan kisah kelam terkait kediktatoran Adolf Hitler.

Rangkaian peristiwa kelam tersebut bermula pada 1939, tepatnya tertanggal 28 Oktober. Kala itu, lautan mahasiswa Universitas Charles, Praha, Republik Cekloslowakia, menggelar demo dalam rangka memperingati 21 tahun kemerdekaan negaranya.

Naas, aksi unjuk rasa itu ditekan habis-habisan oleh pasukan Nazi. Sedikitnya ada lima belas pelajar yang terluka parah. Di mana salah satunya tertembak peluru sampai meregang nyawa, usai sebelumnya mendapatkan perawatan intensif selama dua minggu.

Tindakan brutal yang demikian sejatinya tak terlepas dari kediktatoran Hitler. Pemimpin Nazi itu rupanya sudah mempertaruhkan klaim agresif atas wilayah di luar perbatasan Jerman,termasuk Cekloslowakia, sedari 1933 lalu.

Prosesi Pemakaman Berubah Jadi Demonstrasi Besar-Besaran

Pada 15 November 1939, Jan Opletal, sang mahasiswa yang tewas, dikebumikan. Prosesi itu dihadiri ribuan pelajar lainnya, yang lantas membuat situasi setempat kian bergejolak lantaran berubah menjadi demonstrasi anti-Nazi.

Naas, aksi unjuk rasa tersebut kembali mendapat perlawanan brutal dari tentara Nazi. Mereka mengirim lebih dari 1.200 mahasiswa ke kamp konsentrasi di Praha, hanya 20 di antaranya yang berhasil selamat dari pemenjaraan.

Dua hari selepas demonstrasi anti-Nazi itu digelar, tepatnya pada 17 November 1939, pihak Hitler mengeksekusi sembilan orang yang dianggap sebagai pimpinannya, tanpa pengadilan terlebih dahulu.

Di samping itu, Nazi juga menutup sejumlah universitas. Sejarawan menduga keputusan yang demikian diambil demi melemahkan pelajar aktivis yang memberontak. Benar saja, universitas tetap ditutup sampai akhir perang, kecuali Universitas Jerman di Praha.

Penetapan Hari Pelajar Internasional

Selang dua tahun usai kejadian kelam tersebut, tepatnya pada 1941, diselenggarakan Dewan Pelajar Internasional di London, Inggris. Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa tanggal 17 November ditetapkan sebagai Hari Pelajar Internasional.

Tanggal tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Mereka berdalih, tanggal 17 November merupakan hari dieksekusinya sembilan pelajar, sehingga dirasa menjadi momen yang tepat untuk menghargai mereka. Selepas Perang Dunia II, peringatan itu memperoleh perhatian dari International Union of Students dan sejumlah organisasi lainnya.

Hari Pelajar Internasional pun lantas diperingati sebagai libur nasional bagi Republik Ceko dan Slovakia. Sekira empat dekade berikutnya, atau pada 17 November 1989, peringatan ini malah memicu aksi demo.

Memicu Revolusi Beludru

Protes tersebut akhirnya memicu serangkaian peristiwa yang mengarah pada reformasi Cekoslovakia. Gerakan ini lantas mengubah sistem negara tersebut, dari yang semula sosialis menjadi demokrasi. 

Transisi tersebut berlangsung hanya dalam kurun waktu dua minggu, di mana berlangsung relatif damai tanpa kekerasan. Revolusi itu pun disebut sebagai ‘beludru.’