Sejarah Wikipedia

Bermula dari Ide Radikal, Kredibilitas Wikipedia Patut Dicekal?

Dua puluh dua tahun lalu, tepat tertanggal 15 Januari, ensiklopedia daring yang kerap jadi rujukan anak sekolahan diluncurkan.

Sejarah Wikipedia. Foto: Net.

apahabar.com, JAKARTA - Dua puluh dua tahun lalu, tepat tertanggal 15 Januari, ensiklopedia daring yang kerap jadi rujukan anak sekolahan diluncurkan. Itulah Wikipedia, sebuah situs bak ‘kamus besar’ yang menyajikan beragam informasi.

Memang sebegitu banyak artikel yang dimuat Wikipedia, sampai-sampai situs ini menyandang predikat demikian. Pada 2020 saja, tercatat ada sekitar enam jutaan artikel berbahasa Inggris dan 500-an ribu artikel berbahasa Indonesia.

Kendati begitu, Wikipedia tetap menjadi sumber yang ‘haram’ dicantumkan dalam jurnal-jurnal ilmiah atau tugas perkuliahan. Sebagaimana aturan yang berlaku di Massachusetts Institute of Technology (MIT), “Sebaiknya Wikipedia tidak dijadikan rujukan karya ilmiah.”

Dunia pendidikan di Indonesia pun demikian. Tak sedikit – bahkan hampir semua – perguruan tinggi melarang mahasiswanya mengutip Wikipedia sebagai rujukan. Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi?

Bermula dari Ide Radikal

Pencekalan Wikipedia sebagai rujukan ilmiah, rupanya, dikarenakan situs ini menganut sistem keterbukaan. Hal itu berarti semua orang bisa menulis dan mengedit artikel sesuka hati, tanpa perlu melewati tahap peer-review.

Konsep yang demikian tentu tak terlepas dari pemikiran sang pencetus, Jimmy Wales. Kala itu, dia terinspirasi dari perkataan seorang editor senior Britannica – ensiklopedia serupa Wikipedia – yang berujar, “Ensiklopedia yang ideal haruslah radikal.”

Sebab itu, Wikipedia beranjak dari ide radikal. “Bayangkan semua orang di dunia dapat mengakses ilmu pengetahuan secara cuma-cuma,” cerita Wales perihal kelahiran situs buatannya dalam TED Talks, dikutip Minggu (15/1).

Bersama seorang rekannya, Larry Sanger, Wales pun meluncurkan Wikipedia pada 15 Januari 2001. Situs ini sejatinya merupakan proyek sampingan Nupedia, ensiklopedia daring yang juga digarap oleh keduanya.

Meski lahir dari proyek yang sama, Wikipedia dan Nupedia menganut sistem berbeda. Berbeda dari Wikipedia yang bisa ditulis dan diedit siapa saja, artikel-artikel Nupedia digarap tim internal melalui proses peer-review.

Menguji Kredibilitas yang Dicekal

Nature dalam Internet Encyclopaedias Go Head to Head menemukan cukup banyak kekeliruan informasi pada konten Wikipedia. Misalnya, unggahan yang menyatakan bahwa Senator Robert Kennedy mungkin dibunuh oleh asistennya sendiri.

Selain itu, artikel Wikipedia yang mudah diakses semua orang juga membuat informasi sering berganti. Sebut saja, ketika Font Calibri menjadi barang bukti dalam kasus korupsi di Pakistan pada 2017, informasi tentang ini diubah 35 kali oleh netizen.

Mantan editor Britannica, Robert McHenry, bahkan menilai situs tersebut rela mengorbankan keandalan serta kredibilitasnya hanya demi melejit dalam segi kuantitas. Begitu pun dengan Darius Jemielniak dalam Wikipedia: Why is the Common Knowledge Resource Still Neglected by Academics? yang juga menyatakan Wikipedia memang memiliki masalah soal keakuratan.

Kendati demikian, hal bertentangan dibuktikan sebuah penelitian pada 2014. Riset tersebut menunjukkan artikel di Wikipedia tentang obat-obatan lebih akurat ketimbang informasi dari buku pelajaran.

Penelitian lain yang dilakukan Nature pada 2005 bahkan menyebut artikel dari berbagai topik di Wikipedia hampir sama akuratnya dengan Ensiklopedia Britannica. Riset itu menemukan terjadi 2,92 kesalahan per artikel Britannica dan 3,86 pada Wikipedia.

Sementara itu, Wales selaku pencetus Wikipedia sendiri pun tak menampik bahwa memang ada yang salah atas pilihannya mengadopsi sistem terbuka. Namun, persoalan itu kini dapat diatasi dengan berbagai fitur.

Fitur recent changes, misalnya, mendeteksi tiap perubahan artikel secara real-time. Manakala artikel diberi informasi sesat, pengguna lain yang melihat kekeliruan itu dapat mengembalikan ke versi sebelumnya.

Wales pun berjanji, “tujuan kami adalah memperoleh kualitas Britannica. Bahkan, lebih baik dari mereka.”