Info Kuliner

Berkunjung ke Surakarta, Jangan Lupa Cicipi Roti Aren yang Legit

Jika berwisata mengunjungi Kota Surakarta, Jawa Tengah, kurang lengkap jika belum mencicipi kuliner Roti Aren. Rasanya legit dan menggugah selera.

Pengunjung berbagai daerah saat mendatangi toko roti aren. Foto: apahabar.com/Fernando

apahabar.com, SOLO - Jika berwisata mengunjungi Kota Surakarta, Jawa Tengah, kurang lengkap jika belum mencicipi kuliner Roti Aren. Rasanya legit dan menggugah selera.

Sesuai namanya, keistimewaan dari roti ini jika dibandingkan dengan produk sejenis lainnya yakni bahan bakunya yang menggunakan gula aren.

Roti Aren ini dapat ditemui di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo Nomor 203 Solo. Terdapat 24 varian rasa dalam roti ini. Mulai dari sisir, pisang cokelat, abon, meses dan masih banyak lagi lainnya.

"Tentu manisnya beda dengan roti lain yang menggunakan gula biasa, teksturnya juga lebih lembut" ujar Luna Sancaya, SPV Store Toko Roti Aren kepada apahabar.com, Jumat (8/12).

Baca Juga: Banyak Skincare Abal-Abal, Ini Tips Pilih Produk Kecantikan yang Aman

Aneka roti aren dengan berbagai varian rasa. Foto: apahabar.com/Fernando

Peminat Roti Aren inipun tak hanya dari masyarakat Solo saja, namun juga datang dari berbagai daerah.

Sebab, Roti Aren ini dikemas dengan cantik dan memiliki rasa otentik sehingga cocok untuk dijadikan buah tangan.

Luna menambahkan, setiap hari, pihaknya mampu menjual kurang lebih 500 hingga 1.000 box roti.

"Saat libur bisa meningkat 50 persen, banyak yang dijadikan oleh-oleh atau bingkisan hantaran," paparnya.

Baca Juga: Minum Teh setelah Makan Berbahaya, Pahami Sebabnya

Tak hanya rasanya yang khas, Roti Aren juga dibanderol dengan harga yang terjangkau yakni mulai Rp 5.000 hingga Rp 11.000 saja per bijinya.

"Toko Roti Aren ini jadi andalan dan klangenan (kesukaan) para pelancong yang sedang singgah di Solo," pungkasnya.

Salah seorang pengunjung asal Pekalongan, Dwi (34) menuturkan Roti Aren ini sudah menjadi langganannya karena teksturnya lembut dan cocok untuk anak-anak maupun orang dewasa.

"Anak-anak saya suka semua, dulu pertama kesini karena direkomendasikan teman, manisnya juga tidak membuat batuk," kata Dwi.

Baca Juga: Badjingan Telo, Kuliner Legit Khas Magelang Sejak Era Penjajahan

Selain itu, ia juga tertarik dengan kemasan roti dan tampilan tokonya karena kekinian meski makanan yang disajikan bercitarasa jaman dulu.

"Buat oleh-oleh wangun, patut, (pantas) tidak usah cari bungkus lagi," pungkasnya.