Tak Berkategori

Berkembang di Tengah Pandemi, Sayuran Hidroponik Petani Tala Masih Terkendala Penjualan

apahabar.com, PELAIHARI – Tanaman sayuran hidroponik milik para petani di Kabupaten Tanah Laut (Tala) terus berkembang…

Tanaman sayuran hidroponik milik petani Khamim Tohari warga di Kelurahan Sarang Halang RT 10, Kecamatan Pelaihari, Tala. Foto-apahabar.com/Chandra

apahabar.com, PELAIHARI – Tanaman sayuran hidroponik milik para petani di Kabupaten Tanah Laut (Tala) terus berkembang di tengah pandemi Covid-19.

Seperti contohnya petani sayuran hidroponik bernama Khamim Tohari warga di Kelurahan Sarang Halang RT 10, Kecamatan Pelaihari.

Hidroponik miliknya menggunakan sistem rakpungkok digunakan memakai bahan batako atau bata merah sebagai kolamnya sayuran mengapung di atas styrofoam.

Guna mencegah hama, areal tanaman dibuatkan atap, di dinding dilapisi dengan penghalang.

Demi tetap mendapatkan penghasilan di masa pandemi Covid-19, Khamim memanfaatkan lahan pekarangan pinggir rumahnya berkreativitas yang menghasilkan keuntungan bertanam sayuran jenis hidroponik.

Sayuran hidroponik, jenis menanam dengan sistem media air. Untuk kelangsungannya, air diberikan nutrisi. Menurutnya kelebihan dari sistem hidroponik pertumbuhannya sangat cepat dibanding sistem konvensional.

“Awalnya saya tanam sayur hidroponik seperti ini mengikuti teman, mulai menanam sayur ini sejak awal tahun 2020 belajar dulu, dengan menggunakan media kayu papan dibuat kotak. Sekarang saya ganti dengan cara memakai bahan bata merah sebagai kolamnya sayuran mengapung di atas styrofoam.” kata Khamim, Jumat(16/07).

Khamim menjelaskan sistem hidroponik yang dikelolanya kemungkinan satu-satunya ada di Tala, karena menggunakan sistem tembok seperti kolam di lantai. Kebanyakan hidroponik di tempat lain menggunakan meja dari kayu.

“Jangka tanam sayur sistem hidroponik dari benih dua hari sudah jadi kecambah, kemudian satu minggu sudah mulai keluar daun mulai tanam ke styrofoam usia dua mingguan. Satu bulan sayur hidroponik sudah bisa dipanen jenis selada dan sawi pakcoy,” jelasnya.

Namun, diakuinya ada kendala terakit penjualan sayur hidroponik, meski sudah ada pembeli dari kalangan restoran dan pemilik kebab, tapi itu masih sedikit peminatnya.

Untuk harga, sebutnya untuk jenis selada sudah termasuk murah per kilogram Rp 30 ribu dan sawi pakcoy Rp 25 ribu.

"Sayur ini tidak mengandung pestisida jadi sayurnya benar-benar aman untuk dikonsumsi. Masa Pandemi Covid-19 seperti ini masyarakat lebih banyak memilih sayuran,” ucapnya.

Dia berharap, untuk meningkatkan usahanya itu ada pembeli secara partai besar langsung memesan ke tempatnya. Karena menurutnya, sayur hidroponik miliknya ini masih terbilang belum banyak dikenal pembeli.