Berkat BRI, Mantan Buruh Bangunan Jadi Bos Sayur di Palangka Raya

Berkat Bank Rakyat Indonesia (BRI), mantan buruh bangunan, Abdurrahman (55) kini berubah menjadi bos sayur di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

mantan buruh bangunan, Abdurrahman (55) kini berubah menjadi bos sayur di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Foto-Istimewa

apahabar.com, BANJARMASIN - Berkat Bank Rakyat Indonesia (BRI), mantan buruh bangunan, Abdurrahman (55) kini berubah menjadi bos sayur di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Dulu suami saya seorang buruh bangunan, tepatnya pada 2010," ucap sang istri, Traniningsih (46) kepada apahabar.com, Selasa (6/6).

Setahun kemudian, kata dia, sang suami memutuskan berhenti sebagai buruh bangunan dan memilih bercocok tanam.

"Kebetulan saudara saya memiliki lahan seluas 2 hektare. Jadi kami memilih pinjam pakai lahan," kata Ningsih via telepon.

Sang istri, Traniningsih (46). Foto-Istimewa

Lokasinya berada di Jalan Riang, Kelurahan Sei Gohong, Palangka Raya.

"Kalau naik sepeda motor, jarak tempuh kurang lebih 1 jam dari pusat kota," ujarnya.

Awalnya, ia bersama suami meminjam modal sebesar Rp5 juta melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. 

"Sejak awal memulai usaha saya sudah meminjam modal ke BRI," imbuhnya. 

Pada tahun berikutnya, ia kembali meminjam modal sebesar Rp10 juta. Pun pada tahun-tahun selanjutnya. 

"Hingga kini maksimal peminjaman saya sudah mencapai Rp75 juta," sambungnya.

Baca Juga: Tekan Pengeluaran, Pelaku UMKM Binaan BRI Fokus Digital Marketing

Ia menyebutkan ada beberapa jenis sayur di atas lahan seluas 2 hektare tersebut.

Di antaranya timun, tomat, pare, gambas, cabai, terong, buncis, kacang panjang, terong telur dan pisang.

"Sementara itu jenis-jenis sayur yang ada di kebun," sebutnya.

Ia mengatakan hasil panen akan dipasarkan secara offline maupun online.

"Kalau offline itu biasanya para tengkulak dan langganan saya," bebernya.

Lokasinya berada di Jalan Riang, Kelurahan Sei Gohong, Palangka Raya. Foto-Istimewa

Sedangkan online, ia memasarkan produk melalui status WhatsApp dan Facebook.

Kendati begitu, para pelanggan yang memesan via online tetap harus datang ke rumah.

"Karena saya tidak ada waktu untuk mengantar," cetusnya.

Tak jarang, lanjut dia, pelanggan yang memesan lewat online batal membeli sayur tanpa konfirmasi.

"Sehingga saya kebingungan dan sayurnya saya jual ke pihak lain," kenangnya.

Kini, ia mampu meraup omzet sekitar Rp10-20 juta per bulan.

"Setiap jenis sayur itu beda-beda masa panennya. Sehingga kalau dihitung rata-rata omzet sekitar Rp10-20 juta per bulan," ungkapnya.

Sang istri, Traniningsih (46). Foto-Istimewa

Berdasarkan data yang dihimpun apahabar.com, terdapat 32 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan BRI yang ada di Palangka Raya, Kalteng.

Adapun jenis usaha yang mendominasi yakni sektor kuliner, termasuk jamu dan madu.