Nasional

Berikut 3 Teknik yang Biasa Dilakukan Untuk Memadamkan Karhutla

apahabar.com, JAKARTA – Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia…

Ilustrasi pemadaman kebakaran lahan baik dengan cara manual maupun menggunakan water bombing. Foto–Antara

apahabar.com, JAKARTA - Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia masih berlangsung. Masyarakat yang terdampak mengeluhkan kualitas udara yang terus memburuk.

Untuk mengatasinya, berbagai cara pun dilakukan untuk menghentikan kobaran api yang membakar hutan dan lahan yang tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Riau, maupun wilayah terdampak lainnya. Berikut 3 teknik yang biasa dilakukan untuk memadamkan karhutla seperti dilansir apahabar.com dari CNN Indonesia:

Water bombing

Seperti namanya, teknik ini memiliki cara kerja dengan menjatuhkan air pada titik panas di area lahan yang terbakar. Terdapat beberapa jenis helikopter yang digunakan. Misalnya heli MI-8 buatan Rusia yang digunakan oleh Satgas Udara Karhutla Palangkaraya, Kalteng ini mampu mengangkut satu kantung air dengan kapasitas 4000 liter hingga 5000 liter.

Dengan kurang lebih membawa 4 awak, heli ini akan mengambil air di sumber air atau sungai terdekat. Setelah itu, air akan dijatuhkan pada titik panas. Dalam sehari, masing-masing heli melaksanakan 2 kali sorti. Tiap sorti berdurasi 2 hingga 3 jam atau lebih dengan water bombing sebanyak 20 kali.

Modifikasi cuaca atau hujan buatan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya menerapkan Teknologi Modifikasi (TMC) atau yang umum disebut hujan buatan. Sebenarnya, metode ini merupakan penggabungan teknologi manusia dengan fenomena alam.

BPPT menggunakan sejumlah pesawat yang telah dimodifikasi khusus untuk menyemai zat higroskopis seperti garam dapur (NaCl) dan CaCl2 di bibit awan yang akan dibuat hujan. Garam-garam tersebut harus berbentuk butiran halus dengan diameter 10-50 mikron.

Nantinya, garam akan membentuk titik-titik uap air. Hujan buatan sangat dipengaruhi oleh banyak dan sedikitnya awan yang berada di atas wilayah yang membutuhkan hujan.

Semakin banyak awan, maka semakin banyak pula rangsangan yang dapat diberikan. Hal tersebut juga mempengaruhi curah hujan yang akan turun.

Setelah muncul awan-awan kecil, penyemaian bubuk urea juga dilakukan beberapa saat setelah penyemaian garam. Fungsi urea adalah sebagai pendingin lingkungan sekitar yang dapat menggabungkan awan-awan kecil menjadi kelompok awan yang lebih besar.

Jika tidak ada awan potensial, kemudian dilakukan penghilangan lapisan inversi dengan menggunakan dry ice yang menjadi penghalang polutan terbang ke arah langit.

Pemadaman manual

Teknik ini merupakan yang paling umum dan tradisional yang dapat dilakukan untuk memadamkan titik api. Biasanya, para relawan maupun satuan gabungan dikerahkan untuk memadamkan dengan cara menyiramkan titik api dengan air yang disambungkan menggunakan selang.

Cara ini sebenarnya sangat berbahaya karena dapat mengancam keselamatan petugas dari bahaya asap dan api.

Baca Juga: Hadapi Karhutla, Dishut Kalsel Gelar Salat Istigasah bersama Anak Yatim

Baca Juga: Karhutla Meningkat, Kabut Asap Teror Kesehatan Masyarakat

Baca Juga: Update Tersangka Karhutla, Jadi 179Orang dan Empat Korporasi

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Aprianoor