bakabar.com, BANJARBARU - Sedikitnya 10 nama yang menerima gelar pahlawan nasional yang disetujui Presiden Prabowo Subianto.
Ada nama Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto dalam 10 daftar gelar pahlawan nasional. Namun tidak ada nama Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kelampayan.
1. Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid dari Jawa Timur
2. Almarhum Jenderal Besar TNI Soeharto dari Jawa Tengah
3. Almarhumah Marsinah dari Jawa Timur
4. Almarhum Prof Dr Mochtar Kusumaatmadja dari Jawa Barat
5. Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah dari Sumatera Barat
6. Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dari Jawa Tengah
7. Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin dari Nusa Tenggara Barat
8. Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil dari Jawa Timur
9. Almarhum Tuan Rondahaim Saragih dari Sumatera Utara
10. Almarhum Zainal Abidin Syah dari Maluku Utara
Kesepuluh nama tersebut dianggap pahlawan nasional berdasarkan perjuangannya di bidang masing-masing. Sayang, tidak ada nama Datu Kelampayan dari Kalimantan Selatan.
Nama Datu Kelampayan dibeberkan Kepala Dinas Sosial Kalsel, Farhanie memang sudah diusulkan untuk mendapatkan gelar anumerta tersebut.
Alasan tidak bisa ditetapkannya Datu Kelampayan sebagai pahlawan nasional lantaran terkendala dokumentasi kepahlawanan.
"Memang terganjal dokumentasi kepahlawanan," jelas Farhanie.
Datu Kelampayan sendiri bukan sekadar ulama lokal. Dia adalah salah satu ulama kharismatik pengarang kita tersohor Sabilal Muhtadin yang dijadikan rujukan hukum Islam di Asia.
Sosoknya sangat dihormati lintas generasi, termasuk para keturunan beliau yang banyak menjadi ulama masyhur. Salah satunya KH Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul.